
PT Asuransi Kresna Mitra Tbk (ASMI) Masih Tunggu Restu OJK untuk Perubahan Nama

Ilustrasi/ist
PT Asuransi Kresna Mitra Tbk (ASMI) atau Kresna Insurance masih menunggu persetujaun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengubah namanya menjadi PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance). Perubahan nama tersebut sudah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSL) yang digelar Agustus lalu.
“Penggunaan nama tersebut masih menunggu persetujuan dan pengukuhan dari Otoritas Jasa Keuangan,” ujar Abitani Berkah Taim, Direktur Kepatuhan dan Corporate Secretary saat paparan publik perusahaan, Selasa (29/12).
PT Asuransi Kresna Mitra Tbk (ASMI) berdiri pada 24 April 1956 dengan nama PT Maskapai Asuransi Patriot. Kemudian tahun 1991 setelah diakuisisi oleh Kalbe Farma berubah nama menjadi PT Asuransi Mitra Maparya. Kemudian tahun 2016, namanya berubah menjadi PT Asuransi Kresna Mitra Tbk.
Abitani mengatakan dengan perubahan nama menjadi Maximus Insurance, perushaaan membuka lembaran baru dalam perjalanan sebagai mitra perlindungan usaha yang terpercaya bagi seluruh masyarakat Indonesia. “Perusahaan berkomitmen penuh dengan memegang teguh profesionalisme, keterbukaan, akuntabilitas, serta kepatuhan dalam upaya pengembangan yang berkesinambungan sejalan dengan visi dan tujuan jangka penjang perusahaan,” jelasnya.
PT Asuransi Kresna Mitra Tbk atau Kresna Insurance menjual berbagai produk asuaransi yaitu Asuransi Kebakaran, Asuransi Kendaraan Bermotor, Asuransi Pengangkutan, Asuransi Liability, Asuransi Kesehatan, Asuransi Kerangka Kapal, Asuransi Penjaminan dan Asuransi Rekayasa.
Di tengah pandemi Covid-19 tahun ini, Kresna Insurance meluncurkan produk baru bernama BUNKcovid. Abitani menjelaskan peluncuran produk ini merupakan bagian dari inovasi untuk memberikan perlindungan bagi nasabah dalam menghadapi pandemi Covid-19.
“Produk ini dijual secara digital sebagai bukti perusahaan telah memasuki revolusi industri 4.0 dimana perusahaan terus menerapkan digitalisasi secara menyeluruh untuk memasarkan produk secara luas dan menjalankan proses yang lebih efisien dan efektif,” ujarnya.
Hingga 30 September lalu, Kresna Insurance membukukan pendapatan premi bruto sebesar Rp290,89 miliar, turun 42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp505,36 miliar.
Kinerja investasi perusahaan juga mengalami penurunan sebesar 37% menjadi Rp390,99 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp622,3 miliar.
Tingkat solvabilitas perusahaan (RBC) per 30 September 2020 sebesar 303,89%. Meski menurun dari 464,81% pada periode yang sama tahun lalu, tetapi Abitani mengatakan masih berada di atas ketentuan OJK yaitu 120%.
Sebagian besar pendapatan perusahaan berasal dari Asuransi Kebakaran (44%) dan Asuransi Kendaraan Bermotor (25%). Pada periode yang sama tahun lalu juga didominiasi oleh lini bisnis Asuaransi Kebakaran (75%) dan lini bisnis Asuransi Kendaraan Bermotor (16%).
“Di semester II 2020, perusahaan menjajaki kerja sama dengan dua perusahaan pembiayaan leasing besar di Indonesia dengan harapan dapat menjadi nilai positif bagi kedua belah pihak di tengah kondisi saat ini. Selain itu perushaan juga meningkatkan produktifitas agen eksisting dan merekrut agen baru untuk meningktkan produksi segemen direct atau ritel yang menajdi fokus perushaan guna meningkatkan produksi di tahun-tahun mendatang serta memperkuat kerja sama dengan broker-broker rekanan untuk meningkakan perolehan bisnis,” ujar Abitani.
Jemmy Atmadja, Direktur Kresna Insurance mengatakan sepanjang tahun 2020 ini pendapatan premi diperkirakan mencapai 70% hingga 75% dari target yang telah ditetapkan. Tahun depan, jelasnya, manajemen masih terus memperkuat segmen Asuransi Kebakaran dan Asuransi Kendaraan Bermotor yang merupakan peyumbang terbesar bisnis perushaaan. Karena itu perusahaan akan menjalin kemitraan dengan bank dan perusahaan pembiayaan.
Leave a reply
