
PGN Kenalkan Merek Gasku yang Lebih Rendah Emisi Dibanding BBM Fosil

PT PGN perkenalkan produk BBG ramah lingkungan/Dok. PGN
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mengenalkan produk bahan bakar gas (BBG) dengan merek Gasku pada gelaran pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 pada 15-25 Januari 2024. Gasku merupakan merek produk BBG berbasis compressed natural gas (CNG) yang dikelola PT Gagas Energi Indonesia yang meruapaknan anak perusahaan PGN.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Harry Budi Sidharta mengatakan, emisi yang dihasilkan Gasku tergolong cukup rendah, apabila dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya. Juga diklaim sebagai produk yang ramah lingkungan, sehingga bisa menjadi energi alternatif untuk kendaraan rendah emisi.
“Gasku merupakan produk yang diciptakan SH Gas untuk mendukung program pemerintah terkait konversi BBM ke BBG. Jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya, emisi yang dihasilkan Gasku 25%-35% lebih rendah,” kata Harry dalam keterangannya pada Jumat (16/2) kemarin.
Dari sisi pelanggan, kata Harry, angkutan umum seperti bajaj, angkutan kota, bus kota, taksi, dan kendaraan operasional BUMN, serta pemerintah daerah menjadi konsumen mayoritas dari Gasku. Dengan menggunakan Gasku, pelanggan akan mendapatkan keuntungan dari sisi mesin yang lebih bersih, bau asap tidak menyengat, dan yang lebih rendah emisi.
“Kami akan mendukung berbagai pihak yang ingin mendapatkan manfaat dari penggunaan BBG melalui pengoperasian fasilitas pengisian BBG secara optimal. Seperti Blue Bird sebagai perusahaan taksi konvensional yang sebagian armadanya menggunakan bahan bakar gas, mengingat sifatnya yang ramah lingkungan, aman dan ekonomis,” ujar Harry.
Selain ramah lingkungan, kata Harry, pemakai Gasku akan mendapatkan keuntungan dari sisi harga yang lebih efisien yang hanya Rp 4.500 per liter setara premium (LSP). Dari sisi performa, penggunaan Gasku setara dengan penggunaan BBM pada kendaraan bermotor.
Kemudian, lanjut Harry, kendaraan yang memiliki converter kit pun dapat menggunakan Gasku, sehingga dapat menggunakan BBM dan BBG secara bergantian atau dual fuel. “Pemakaian BBG untuk kendaraan tidak berarti mengganti mesin. Terdapat switcher sehingga kendaraan tetap bisa memakai BBM,” ujar Harry.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, pihaknya menerapkan energi gas untuk menjadi bahan bakar transisi yang rendah emisi dan bisa digunakan untuk mendukung sektor transportasi publik. “Penggunaan gas dapat berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon yang menjadi komitmen Pertamina dalam mencapai target net zero emission,” tutur Fadjar.
Leave a reply
