MRT Jakarta: Penyelarasan SMAP dan GRC Efektif Cegah Suap

0
552

PT MRT Jakarta berkomitmen menjalankan tata kelola perusahaan (GCG) secara benar. Pasalnya GCG dinilai sebagai fondasi yang kuat untuk perusahaan agar selalu berkembang ke arah yang lebih baik.

“Salah satu cara kami menerapkan GCG adalah dengan menerapkan sistem manajemen anti-penyuapan (SMAP) atau ISO-370001 dalam proses bisnis perusahaan kami,” kata Komisaris Utama MRT Jakarta Muhammad Syaugi dalam sambutannya di sebuah webinar, Jumat (4/12).

Syaugi menuturkan, SMAP atau ISO-370001 pada intinya dibuat dalam rangka membentuk kerangka kerja pada perusahaan untuk mencegah, mendeteksi dan menyelidiki potensi tindak penyuapan dan korupsi. Penyelarasan SMAP dengan tata kelola, risiko dan kepatuhan (GRC) sejatinya dapat mengurangi potensi terjadinya risiko penyuapan dan meningkatkan kepatuhan dalam sistem yang berlaku dalam perusahaan.

PT MRT, kata Syaugi, mampu mendeteksi dampak-dampak positif penyelarasan SMAP dan GRC. Setidaknya ada 3 hal positif yang berhasil dideteksi atas penyelarasan tersebut. Pertama, efisiensi biaya. Harga atau biaya yang dikenakan untuk suatu barang atau jasa menjadi lebih mahal dari harga sebenarnya karena ada biaya penyuapan.

Baca Juga :   KAI: Okupansi Kereta Mencapai 96% di Masa Aturan Baru Naik Kereta

“Melalui penerapan SMAP yang efektif, risiko penyuapan dapat dikelola sehingga potensi terjadinya penyuapan dapat diminimalisir yang pada akhirnya dapat diperoleh biaya barang atau jasa yang sebenarnya dan tentu lebih murah,” kata Syaugi.

Kedua, kata Syaugi, kualitas dapat dijaga. Pembebanan biaya dalam rangka penyuapan dapat berdampak pada kualitas barang yang diterima menjadi lebih rendah dari yang seharusnya yaitu sesuai harga barang dan jasa yang dibayarkan. Melalui pelaksanaan SMAP yang efektif, risiko penerimaan barang dan jasa di bawah kualitas yang dipersyaratkan menjadi lebih kecil.

Selanjutnya, kata Syaugi, meminimalisir dampak negatif atau kerugian yang timbul jika risiko terjadi. Pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengendalian yang ada dan mitigasi yang dilakukan dapat mengurangi bahkan dapat menghilangkan dampak negatif yang mungkin timbul dari risiko peyuapan.

Melihat dampak positif ini, kata Syaugi, MRT Jakarta menilai penting agar proses pencegahan penyuapan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses manajemen.  Tentu saja semua komponen perusahaan mulai dari direksi, karyawan, dewan komisaris hingga komite komisaris menjalankan perannya masing-masing untuk menegakkan sistem manajemen anti-penyuapan untuk mendapatkan hasil exellence.

Leave a reply

Iconomics