Dari Istana Hingga Perusahaan Periklanan Berbicara Soal Brand

0
450
Reporter: Tim PR Iconomics

Seminar The Iconomics bertajuk “Harnessing Corporate Brand to Accelerate Business Recovery” yang digelar di Ballroom Hotel JW Marriott, Jakarta menghadirkan keynote speaker Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga S. Uno yang hadir secara virtual. Hadir pula Direktur Program & Produksi RRI Soleman Yusuf yang memaparkan tren media, dan empat panelis yakni Juru Bicara Presiden RI M. Fadjroel Rachman, Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Setda Pemprov DKI Jakarta Mochamad Abbas, Ketua Umum Perhumas Agung Laksamana, dan Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Janoe Arijanto.

Dalam pidatonya yang disampaikan secara virtual, Menteri Parekraf Sandiaga percaya bahwa komunikasi yang baik membangun citra yang baik. Menurut Sandiaga, media sosial memiliki peranan besar dalam membangun kepercayaan pemangku kepentingan dan masyarakat. Aktif dalam media sosial melalui konten-konten kreatif dan positif adalah upaya Kemenparekraf untuk menjaga eksistensi di mata masyarakat.

Soleman Yusuf menyampaikan bahwa strategi siaran yang dilakukan RRI untuk beradaptasi dengan pandemi adalah melalui “Radio Tanggap Bencana Covid-19”. Selain gencar menyajikan informasi, pengetahuan, dan panduan tentang Covid-19, RRI juga membantu sistem pembelajaran seluruh siswa di Indonesia melalui program belajar di rumah di PRO 2, dan program guru keliling yang dikhususkan untuk murid-murid sekolah luar biasa.

Baca Juga :   Dongkrak Pariwisata, Roadshow Kampanye Kesehatan I Do Care di 9 Destinasi MICE

Dalam paparannya, Jubir Fadjroel Rachman mengatakan bahwa branding adalah proses menciptakan kualitas agar mendapat penilaian konstruktif dari masyarakat. Berdasarkan pengertian tersebut, “Indonesia Maju” ditetapkan sebagai merek nasional, yang mana memiliki tujuan akhir yaitu ketika 100 tahun Indonesia merdeka berada di posisi 5 besar secara ekonomi di dunia. Fadjroel menyampaikan bahwa, lewat merek nasional ini Presiden Jokowi ingin mengajak semua masyarakat untuk menjalankan semua aktivitas pemerintahan maupun masyarakat berdasarkan “Indonesia Maju”.

Branding yang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta adalah menuju kota yang dinamakan sebagai “City 4.0”. Dalam “City 4.0” pemerintah merupakan kolaborator dan warga sebagai co-creator. Mochamad Abbas selaku Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Setda Pemprov DKI Jakarta menjelaskan bahwa, dalam “City 4.0” masyarakat juga butuh kolaborasi untuk membangun kotanya dan membangun tempat tinggalnya. Kolaborasi ini di masa dulu dikenal sebagai gotong royong. Di DKI Jakarta, kolaborasi ini terjemahkan menjadi merek yang dinamai Jakarta a City of Collaboration. 

Ketua Umum Perhumas, Agung Laksamana menyampaikan bahwa untuk melakukan branding perlu kreatifitas dalam mempromosikan sebuah brand, yaitu dengan membuat sesuatu yang unik dan bernilai dari brand tersebut. Agung mengatakan bahwa, sekarang ini media promosi yang baik datangnya bukan lagi melalui sistem B2B, namun Human to Human. Selain sistem selling, perlu diketahui pula storyline yang ada dalam brand tersebut. Dari sinilah peran humas dan komunikasi dibutuhkan, yaitu untuk menciptakan story image dan creativity terhadap brand.

Dari sisi industri periklanan digital, algoritma berubah cepat sekali di masa pandemi Covid-19. Sehingga setiap perusahaan harus cepat adposi dan menjadi organisasi yang berpikir gesit agar tidak tertinggal. Menurut Janoe Arijanto, “uncertainty is the new certainty” atau ketidakpastian adalah bisnis hari ini. Korporasi berjalan dari ketidakpastian ke ketidakpastian baru, yang dipicu oleh pandemi yang berkepanjangan dan merubah berbagai lanskap bisnis. Dimana nilai utama yang penting untuk dilakukan sebuah perusahaan adalah agility dan adaptivity.

Leave a reply

Iconomics