
Dapat Dukungan ADB, SMF Resmi Terbitkan Obligasi dan Sukuk Sosial Perdana di Indonesia

Ilustrasi pegawai SMF/Dok. SMF
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF resmi menerbitkan obligasi dan sukuk sosial perdana di Indonesia. Kehadiran obligasi dan sukuk tersebut menjadi gebrakan baru pendanaan kreatif yang bisa berkontribusi terhadap negara dan meningkatkan kesadaran pentingnya isu environmental, social, and governance (ESG).
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, penerbitan instrumen investasi tersebut merupakan terobosan baru yang ada di pasar modal Indonesia. Upaya tersebut dilakukan untuk memberikan diversifikasi produk dan market wideniong yang memiliki perhatian atas penerapan ESG sesuai dengan peraturan yang ada.
Adapun obligasi dan sukuk sosial yang diterbitkan SMF terdiri atas Obligasi Berwawasan Sosial Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2023 sebesar Rp 500 mIliar dengan suku bunga 6,90% tenor 5 tahun, dan Sukuk Musyarakah Berwawasan Sosial Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2023 sebesar Rp 200 mIliar dengan imbal hasil 6,90% tenor 5 tahun.
“Penerbitan obligasi dan sukuk sosial perdana di Indonesia ini merupakan komitmen kami sebagai special mission vehicle Kementerian Keuangan dalam mendukung upaya-upaya pendanaan kreatif untuk mendukung pendanaan berkelanjutan, sehingga dapat meringankan beban fiskal pemerintah di sektor perumahan,” kata Ananta dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.
Terhadap seluruh dana hasil penawaran umum obligasi dan sukuk tersebut, kata Ananta, nantinya akan digunakan perseroan untuk membiayai kegiatan pembiayaan perumahan dan pemukiman yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dana yang diperoleh akan dialokasikan untuk fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang telah disalurkan sejak tahun 2018.
Menurut Ananta, hal itu sejalan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 18 Tahun 2023 di mana pembiayaan program FLPP bisa diformalkan dalam instrumen investasi yang berkelanjutan. Penerbitan ini mendapat dukungan Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam proses penyusunan kerangka penerbitan serta tinjauan pihak eksternal.
Selain itu, penerbitan ini selaras dengan standar internasional dari penerbitan obligasi/sukuk sosial dari International Capital Market Association (ICMMA). Dan, obligasi sosial merupakan efek yang bersifat utang yang dana hasil penerbitannya digunakan untuk membiayai kegiatan bisnis perseroan yang memiliki dampak sosial yang positif.
“Ke depannya kami akan terus berupaya dalam mewujudkan sumber pendanaan baru guna memaksimalkan peran dan fungsi kami sesuai dengan perluasan mandat dari pemerintah,” ujar Ananta.
Leave a reply
