
BRI Jadikan Budaya Kerja sebagai Strategi Cetak Seorang Pemimpin

kata EVP Digital Banking Development and Operation BRI Kaspar Situmorang/Iconomics
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI belajar dari perusahaan-perusahaan maju untik menciptakan nilai tambah melalui budaya kerja. Bahkan budaya kerja itu menjadi salah satu strategi BRI menciptakan seorang pemimpin.
“Karena pricing itu bisa ditiru dalam sebulan, branding bisa ditiru dalam 6 bulan, operational excellence bisa ditiru dalam 1,5 tahun, tapi budaya kerja, kemungkinan bisa ditirunya itu sampai 7 tahun,” kata EVP Digital Banking Development and Operation BRI Kaspar Situmorang dalam acara The Iconomics BUMN Forum 2022 di Le Meridien Hotel, Jakarta beberapa waktu lalu.
Berdasarkan itu, kata Kaspar, pihaknya fokus membentuk budaya kerja yang dapat menciptakan hal-hal positif, terutama dalam membentuk karakter para pekerja untuk menjadi seorang pemimpin yang baik di masa mendatang.
“Kita percaya bagaimana menciptakan budaya kerja yang bisa menciptakan budaya kerja yang bagus juga. Karena menciptakan pemimpin hanya bisa datang dari budaya kerja yang bagus,” ujarnya.
Langkah BRI dalam merespons perubahan, kata Kaspar, Perseroan menjalankan transformasi yang disebut sebagai revolutions. Misinya untuk menjadikan BRI sebagai advance financial inclusion, dengan harapan membawa sektor keuangan di Indonesia dapat lebih produktif.
“Mudah-mudahan kita bisa menjadi yang terbesar sebagai banking group di Asia Tenggara,” tutur Kaspar.
Masih kata Kaspar, strategi transformasi yang dilakukan BRI terdiri atas transformasi objek, transformasi digital, transformasi budaya kerja, dan transformasi kepemimpinan.
“Apapun transformasinya harus dapat diterima, agar kita tidak perlu bergantung dengan orang, kita perlu membangun sistem. Sistem yang berkesinambungan, yang dapat menciptakan produktivitas yang tinggi di grup keuangan kami,” ujar Kaspar lagi.
Kaspar karena itu mengajak para calon pemimpin generasi muda, untuk membuka setiap potensinya, sehingga dapat memberikan kontribusi yang baik dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat. “Mari kita unlock untuk bisa menjadi manusia yang bermanfaat. Mengelola gaya hidup, mengelola tim, dan mengelola jaringan. Dengan hal itu kita bisa unlock kolektivitas diri kita,” katanya.
Leave a reply
