Apple dan Foxconn: Buruh Kami Umumnya Outsourcing

0
1854

Organisasi masyarakat sipil Tiongkok menuduh Apple bersama dengan pabrik perakit dan pembuat perangkat keras Foxconn telah melanggar Undang Undang Ketenagakerjaan. Pabrik disebut melanggar hak-hak buruhnya dan umumnya memperkerjakan mereka dengan sistem alih daya atau outsourcing.

Tuduhan kemudian dibantah Apple bersama dengan Foxconn walau mengakui memperkerjakan para buruhnya dengan sistem outsourcing. China Labour Watch menyebutkan Apple dan Foxconn melanggar UU yang melarang staf outsourcing tidak boleh melebihi 10% dari total tenaga kerja.

Apple seperti dilaporkan Reuters pada Senin (9/9) sangat bergantung kepada Foxconn dan manufaktur Tiongkok untuk memproduksi perangkat keras seperti iPhone. Soal tuduhan ini, Apple mengaku telah menyelidikinya terutama komposisi tenaga kerja yang ada di Foxconn.

“Temuan kami itu melebihi dari yang ditentukan. Kami bersama Foxconn akan bersama menyelesaikan masalah ini,” demikian pernyataan resmi Apple.

Meski menemukan komposisi tenaga kerjanya umumnya menggunakan sistem outsourcing, Apple akan tetapi tidak mau menyebutnya sebagai pelanggaran hukum. Kementerian Ketenagakerjaan dan Keamanan Tiongkok belum mau berkomentar ketika Reuters meminta klarifikasinya.

Baca Juga :   BNI Siapkan UMKM Binaan Jadi Pemain Global di Masa Pandemi

Dengan pelanggaran itu, sanksi terhadap Foxconn belum bisa ditentukan. Temuan lainnya, Apple juga memastikan ada pekerja magang yang bekerja lembur di malam hari. Ini disebut melanggar kebijakan perusahaan dan hal itu akan diselesaikan.

Pekerja magang disebut bekerja lembur secara sukarela dan mendapatkan upah lembur yang layak. Foxconn mengakui terlalu bergantung kepada buruh outsourcing yang dipasok oleh pihak ketiga. Dan itu semua tidak sesuai dengan standar perusahaan.

Tuduhan pelanggaran UU Ketenagakerjaan ini muncul disaat Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok bersitegang karena perang dagang. Karena ketegangan ini, Apple pada awal tahun mempertimbangkan akan memindahkan pabrik perakitan barang elektronik mereka dari Tiongkok ke tempat lain. Itu untuk menghindari tarif masuk terhadap barang-barang yang berasal dari Tiongkok. [*]

Leave a reply

Iconomics