
9 Startups Indonesia Ikuti Gojek Xcelerate Batch 3

Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita/The Iconomics
Lewat Gojek Xcelerate Batch 3, perusahaan rintisan asal Indonesia ini menargetkan untuk membina 35 startups terbaik yang berasal dari Indonesia dan Asia Pasifik. Komitmen Gojek itu pun diwujudkan dalam bentuk pelatihan berbasis kurikulum yang disusun bersama mitranya yaitu McKinsey & Co, UBS Bank, dan Google Developers Launchpad.
Gojek Xcelerate ini diluncurkan sejak September 2019. Di batch pertama, Gojek Xcelerate fokus di mesin pintar dan telah meluluskan 5 startup Indonesia. Dan di batch kedua, bertajuk “Women Founders” telah meluluskan 9 startup asal Asia Pasifik. Ketiga, bertajuk “Daily Consumer Innovation”.
Kali ini, Gojek kembali berkolaborasi dengan perusahaan akselerator Digitaraya dan mitra kelas dunia lainnya untuk melatih startups di sektor ritel dalam menerapkan inovasi kebutuhan keseharian konsumen sehingga mereka bisa bersaing dan tumbuh lebih cepat.
Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan, pertumbuhan industri ritel di Indonesia berdasarkan data Aprindo mencapai 10% di 2019. Berdasarkan itu, peran digital atau digitalisasi menyebabkan adanya perubahan perilaku di pasar, dimana model sekarang bersifat langsung dari bisnis ke konsumen, dan konsumen bisa dapatkan produk dalam satu genggaman.
“Ini artinya bagi mereka (para perusahaan teknologi dan startups), bagaimana bisa menghasilkan produk dan jasa yang bisa bersaing, di tengah pasar yang demikian crowded. Ini yang jadi alasan kami memilih tema ‘Daily Consumer Innovation’ di batch ketiga,” kata Nila Jakarta, Jumat (14/2).
Sementara itu, Executive Director UBS Indonesia Riaz Hyder mengapresiasi konsistensi serta komitmen Gojek Xcelerate dalam menghadirkan startup yang berkualitas. Mengutip temuan Google E-conomy SEA 2019, ekonomi berbasis internet tumbuh dengan cepat atau dengan valuasi sekitar US$ 100 miliar di 2019.
“Pertumbuhan yang paling besar ada di dalam sektor e-commerce, dengan kontribusi sebesar US$ 38 miliar dan diperkirakan akan naik hingga US$ 153 miliar pada 2025,” kata Riaz.
Masih merujuk data Google itu, Managing Director Digitaraya Nicole Yap menambahkan, Indonesia memang memiliki pertumbuhan tertinggi di sektor e-commerce dalam 5 tahun terakhir sejak 2019. Dan berpotensi untuk mencapai US$ 133 miliar dalam 5 tahun berikutnya. Walau demikian, tingkat kegagalan startup menurut Forbes masih sangat tinggi, mencapai 70%.
“Di kondisi inilah akselerator startup dapat membantu, memberikan startup petunjuk agar mereka dapat menghindari kegagalan-kegagalan yang sudah pernah ada dan mendorong mereka untuk menguji asumsi mereka lebih awal bersama dengan mentor serta ahli di bidangnya,” kata Nicole.
Dalam Gojek Xcelerate Batch 3 ini ada 9 startups Indonesia yang berkesempatan belajar langsung dari Gojek dan perusahaan global lainnya. Dari jumlah itu, ada yang merupakan startups marketplace, penyewaan mainan dan perlengkapan bayi, lalu ada produk kosmetik dan perawatan tubuh hingga penyedia perangkat pintar pendukung aktivitas sehari-hari.
Leave a reply
