
Untuk Sehatkan Keuangan, Waskita Karya Harus Jual Semua Ruas Tol

Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono, didampingi para direksi lainnya dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Senin (21/11)
PT Waskita Karya (Persero) Tbk harus menjual atau mendivestasikan semua ruas tol yang dimilikinya agar kondisi keuangannya sehat. Dalam delapan stream penyehatan keuangan, ini merupakan bagian dari strategic partnership.
Menjawab pertanyaan anggota Komisi VI DPR RI, Nusron Wahid, pada Rapat Dengar Pendapat (RPD), Senin (21/11), Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono mengatakan Perseroan harus menjual semua ruas tol yang dimiliki agar kondisi keuangan kembali sehat.
Berapa panjang ruas tol yang dimiliki Waskita Karya saat ini? Tanya Nusron Wahid. Destiawan menjawab, 800-an kilometer.
Supaya kondisi keuangan sehat, kalau perlu divestasi, berapa kilometer yang harus didivestasikan? Tanya Nusron lagi.
“Ya, semuanya,” jawab Destiawan.
Berdasarkan materi presentasi, saat ini Waskita Karya masih memiliki 12 ruas tol dengan komposisi kepemilikan yang berbeda-beda. Ke-12 ruas tol tersebut tersebar di Pulau Sumatera dan Jawa. Ruas tol di Sumatera adalah Kuala Tanjung – Tb Tinggi – Parapat (143 km) dengan porsi kepemilikan 2,96% dan Kayu Agung – Palembang – Betung (112 km) dengan porsi kepemilikan 99,49%.
Selanjutnya, ruas tol di Pulau Jawa, tersebar di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk Jawa Barat, Waskita Karya memiliki 99,99% saham di ruas tol Bogor – Ciawi – Sukabumi sepanjang 54 km. Kemudian, 16% kepemilikan di ruas tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan sepanjang 60 km dan 20% kepemilikan di ruas tol Gedebage Tasikmalaya – Cilacap sepanjang 207 km.
Di DKI Jakarta, Waskita Karya memiliki 71,8% saham di ruas Bekasi – Cawang – Kp Melayu sepanjang 16 km. Waskita Karya juga memiliki saham 35% di ruas Cimanggis – Cibitung yang memiliki 25 km serta 18,2% kepemilikan di ruas Depok – Antasari sepanjang 22 km.
Di Jawa Tengah, Waskita Karya memiliki dua ruas tol yaitu Pemalang – Batang (39 km) dengan kepemilikan 60% dan Yogyakarta – Bawen (76 km) dengan porsi kepemilikan 12,5%.
Selanjutnya di Jawa Timur, Waskita Karya juga memiliki dua ruas tol yaitu Pasuruan – Probolinggo (44 km) dengan porsi kepemilikan 99,99% dan Krian – Legundi – Bunder – Manyar (38 km) dengan porsi kepemilikan 99.90%.
Dari ke-12 ruas tol ini, porsi investasi Waskita Karya mencapai Rp84 triliun dari total investasi Rp182 triliun. Kemudian dari 843 km panjang ke-12 ruas tol ini, ruas tol yang masih dalam tahap konstruksi sepanjang 648 km, dan yang beroperasi penuh dan sebagian sepanjang 195 km.
Sebelumnya pada tahun 2021, Waskita Karya sudah melakukan divestasi terhadap empat ruas tol yaitu Kualanamu – Tebing Tinggi (JMKT), Semarang –Batang (JSB), Cinere – Serpong (CSJ), dan Cibitung – Cilincing (CTP). Sementara tahun 2022 ini, sudah tiga ruas tol yang berhasil didivestasikan yaitu Cimanggis – Cibitung (CCT), Kanci – Pejagan (SMR), dan Pejagan – Pemalang (PPTR).
“Diharapkan di awal tahun depan ini sudah ada satu lagi yang kami lepas,”ujarnya.
Tol yang akan dilepas pada awal tahun 2023 tersebut adalah Pemalang – Batang (PBTR). “Saat ini, untuk PBTR dalam proses kajian oleh calon investor yang baru,” ujarnya.
Dalam melakukan divestasi ruas-ruas tol ini, Destiawan menjelaskan tetap comply baik dari sisi keuangan maupun hukum. “Jadi, skema untuk pelepasanannya adalah equity, kemudian SHL (shareholder loan), dan kredit investasi ini terkover. Jadi, itu yang kami tawarkan dan ini tentunya semuanya di atas dari nilai buku yang ada,” ujarnya.
Destiawan mengatakan Perseroan menargetkan untuk ruas-ruas tol yang masih dalam konstruksi, akan rampung pada tahun 2023 dan proses divestasinya akan selesai pada tahun 2024 atau awal 2025.
Namun, diakui ada beberapa ruas tol yang sulit untuk dilakukan divestasi karena kondisi lalu lintas harian rata-rata (LHR) yang lebih rendah dibandingkan proyeksi dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) . “Sebagai gambaran, Krian-Legundi-Bunder, PPJT-nya itu kurang lebih 40 ribu LHR. Tetapi realisasi saat ini untuk beroperasi itu baru 5000. Jadi, ini yang berat buat kami,” ujarnya.
Leave a reply
