
Untuk Segmen Massal, Telkom Masih Gunakan Pendekatan Konvensional ke Pelanggan

Tangkapan layar YouTube, AVP Digital Marketing Telkom Arya Satriananta (tengah)/Iconomics
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menyebutkan masih menggunakan saluran konvensional dalam hal memasarkan produknya terutama yang terkait dengan segmen massal. Telkom menilai penggunaan saluran pemasaran harus disesuaikan dengan tujuannya sehingga tidak semua bisa dilakukan secara digital.
AVP Digital Marketing Telkom Arya Satriananta mengatakan, tiap-tiap segmen seperti penjualan, komunikasi dan pelayanan memiliki saluran yang berbeda-beda. Apalagi tiap segmen itu berbeda-beda sehingga tidak bisa disamaratakan.
“Semisal, kita masuk lewat saluran media sosial, padahal segmen tersebut belum tentu bisa masuk lewat saluran tersebut. Secara garis besar kita menyaring kalau memang bisa solusinya dengan digital akan kita lakukan,” tutur Arya dalam webinar yang diselenggarakan The Iconomics, Jumat (5/2).
Menurut Arya, semakin tersegmentasi sebuah produk, maka akan disediakan alternatif solusi dan komunikasi di mana itu adalah orang. Maka, manusia menjadi luxury saat ini. Untuk penjualan Telkom masih menggunakan agen karena merupakan segmen yang perlu konsultasi penjualan.
Tetapi, kata Arya, secara general, Telkom telah menyediakan saluran digital yang bisa diakses kapan dan di mana saja. Karena itu, penggunaan saluran selalu berdasarkan tujuannya. Semisal, untuk penjualan dan brand image, salurannya bisa sama tetapi komposisinya berbeda.
“Terkait dengan komunikasi, secara umum, video sekarang menjadi format komunikasi yang sangat efektif. Apalagi video terdiri atas audio visual. Tapi, sekali lagi, tidak semua orang sama. Kita harus bisa mengetahui segemen yang kita ajak komunikasi ini apa dan pendekatan apa yang paling tepat untuk digunakan,” kata Arya.
Telkom, kata Arya, menggunakan sebuah platform untuk memperkeil kesalahan dalam pendekatan kepada pelanggannya. Melalui platform tersebut, Telkom bisa mengetahui target audiens secara perilaku, waktu, media komunikasi dan preferensinya.
“Jadi, kita sudah bisa bisa tangkap ketika berkomunikasi dengan pelanggan tersebut baik itu untuk tujuan penjualan maupun edukasi dan lain sebagainya. Ada semacam kecerdasan di platform tersebut sehingga kita bisa lebih tersegmentasi, lebih tepat sasaran dan tepat format dengan audiens kita,” kata Arya.
Leave a reply
