Uang Nasabah Rp22,9 Miliar di Maybank Raib: Bukan Pembobolan Biasa?

0
1210

Dunia perbankan Indonesia kembali digegerkan kasus ‘pembobolan’ dana nasabah. Adalah Winda Lunardi, seorang yang dikenal sebagai atlet e-sport Indonesia, mengaku uangnya dan milik ibunya yang disimpan di Maybank Indonesia raib. Jumlahnya tak tanggung-tanggung sekitar Rp22,9 miliar. Masing-masing Rp17,9 miliar milik Winda sendiri dan Rp5 miliar atas nama ibunya Floleta. Saat dicek, uang yang tersisa hanya sekitar Rp17 juta.

Hilangnya uang tersebut diduga akibat ulah seorang kepala cabang berinisial A, yang kini sudah menjadi tersangka. Namun, pihak Maybank Indonesia tak serta merta mau bertanggung jawab atas kesalahan si kepala cabang, dengan membayar ganti rugi. Karena, hasil penyelidikan tim anti fraud Maybank Indonesia mengungkapkan sejumlah kejanggalan dalam kasus ini.

Keanehan tersebut diungkapkan oleh kuasa hukum Maybank Indonesia Hotman Paris Hutapea bersama Andiko, Head of National Anti Fraud Maybank Indonesia, saat konferensi pers, Senin (9/11).

Kasus ini sebenarnya sudah mulai diselidiki oleh Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) sejak Mei lalu. Namun baru mencuat ke publik setelah Winda Lunardi mengungkapkannnya ke media massa pada pekan lalu.

“Kasus ini sudah disidik oleh Mabes Polri sejak bulan Mei 2020. Sesudah berkasnya hampir lengkap, tiba-tiba pihak pelapor  membukanya ke mass media. Jadi ini bukan kasus baru. Ini kasus sudah hampir enam bulan. Bahkan sudah diperiksa saksi begitu banyak,” ujar Hotman.

Pihak Maybank Indonesia sendiri, ungkap Hotman dan Andiko, sudah dipanggil penyidik sebanyak 21 kali. Meski sudah banyak yang diperiksa, namun penyidik baru menetapkan si A, kepala cabang Maybank Cipulir, sebagai tersangka. “Dia mengaku di BAP [berita acara pemeriksaan] bahwa pelakunya hanya dia,” ujar Hotman.

Andiko, Head of National Anti Fraud Maybank mengungkapkan Winda Lunardi membuka rekening di Maybank Indonesia pada 27 Oktober 2014. Saat pertama kali membuka rekening jumlah simpanannya sebesar Rp2 miliar. Dan kemudian ditambahkan sehingga totalnya menjadi Rp17,9 miliar.

Baca Juga :   BNI Gandeng HIPMI Perkuat Daya Saing UMKM

Menurut Andiko uang tersebut ditransfer ke rekening Winda yang baru dibuka di Maybank itu dari rekening milik Herman Gunardi, yang tak lain adalah ayahnya.

Andiko mengatakan jenis rekening yang dibuka Winda adalah rekening tabungan. Namun, menurut dia, buku rekening dan ATM tidak dipegang oleh Winda, meskipun ia menandatangani bukti penerimaan buku tabungan dan ATM.

Menurut Andiko buku rekening dan ATM milik Winda justru masih dipegang oleh si A, selaku kepala cabang. “Dan nasabah tidak pernah komplain, tidak pernah melakukan pengaduan atas hal itu,” ujarnya.

Selain Winda, Floleta yang merupakan ibunya juga membuka tabungan di Maybank Indonesia dengan jumlah simpanan sebesar Rp5 miliar. Menurut Andiko uang Rp5 miliar tersebut juga berasal dari transfer rekening atas nama Herman Gunardi yang merupakan suaminya.

Saat kedua nasabah – ibu dan anak – ini membuka tabungan di Maybank Indoneisa, Andiko mengatakan tingkat suku bunga di Maybank saat itu sebesar 7% per tahun. Berdasarkan penyelidikan internal Maybank, ada aliran dana dari rekening pribadi si A kepada Herman Gunardi sebanyak Rp576 juta. “Sesuai pengakuan si A itu untuk pembayaran bunga,” ujarnya menegaskan.

Namun, anehnya menurut Andiko bunga yang diterima tersebut tak sesuai degan rate 7% tadi. Untuk periode Oktober 2014 hingga akhir 2016 mestinya yang diterima Winda lebih dari itu. “Harusnya Rp1,2 miliar. [Namun] tidak ada protes dari pemilik rekening atas hal ini,” ujar Andiko.

Selain ada aliran dana dari rekening pribadi si A ke Herman Gunardi, Andiko mengatakan juga ditemukan aliran dana dari dari rekening Winda di Maybank Indonesia ke Prudential sebesar Rp6 miliar.

Baca Juga :   5 Startup Pilihan Visa yang Masuk Visa Accelerator Program

Andiko mengatakan berdasarkan pengakuan si A ke Tim Anti Fraud Maybank Indonesia, uang Rp6 miliar tersebut untuk pembelian polis asuransi atas nama Winda. Namun, uang tersebut hanya mampir sebentaran di Prudential.

“Kemudian di bulan berikutnya ada uang masuk dari Prudential ke rekening ayahnya. Totalnya Rp4,8 miliar masuk ke rekening ayahnya, Herman Gunardi. Kita melihat dari mutasi rekening,” ujar Andiko.

Sementara itu, pada kesempatan terpisah, Winda Lunardi mengatakan jenis tabungan yang dibuka adalah rekening koran, sehingga sejak awal ia dan ibunya memang tak mendapatkan buku tabungan dan kartu ATM. “Jadi, ketika saya dan ibu saya membuka kita tidak pernah mendapatkan kartu ATM, buku tabungan. Itu tidak pernah kita dapat,” ujarnya dalam konferensi pers.

Winda yang mengaku selama ini studi di luar negeri, mengatakan dirinya hanya membuka rekening. Dan uangnya memang dari sang ayah Herman Gunardi. “Saya ini hanya membuka rekening, lalu papa saya memasukan dana sebagai tabungan masa depan,” ujarnya.

Karena selama ini dirinya berada di luar negeri, ia mengatakan, tak mungkin dirinya datang ke Maybank untuk melakukan transaksi. Segala jenis rekening koran, yang terima adalah orang tuanya. “Justru karena kita percaya Maybank itu aman, Papa saya menambahkan dana untuk tabungan. Memang statusnya untuk tabungan. Jadi, segala perputaran uang dari rekening saya, itu yang perlu dipertanyakan, kenapa bisa ada? Saya enggak pernah kasih otorisasi,” ujarnya.

Dalam wawancara dengan presenter Kompas TV Aiman Witjaksono, Winda mengatakan tidak benar dirinya pernah menerima buku tabungan dan ATM lalu menyerahkannya kepada si A sebagai kepala cabang. “Tidak pernah. Saya hanya membuka tabungan jenis rekening koran,” ujarnya.

Baca Juga :   Perkuat Pengawasan Perbankan OJK Siap Dukung Versi Baru Basel Core Principles

Sementara di sisi lain, Andiko mengatakan jenis tabungan yang dibuka oleh Winda dan ibunya adalah tabungan dengan buku rekening, bukan tabungan dengan rekening koran (account statement).

Sementara, Winda mengatakan setiap bulan keluarganya menerima rekening koran dari Maybank dan menganggap itu valid. Keluarganya baru mengetahui uangnya raib saat ibunya hendak menarik uang tabungan tersebut. Ketika hendak menarik uang di Maybank, ia mengatakan, ditolak teller karena saldo tak cukup. “Jadi, di titik itu, kita baru menyadari adanya kejanggalan,”ujarnya.

Dari situlah, lanjut Winda, ia melakukan pengecekan simpannya juga. “Ternyata rekening saya juga hilang dananya,” ujarnya.

Soal bunga tabungan yang disebut pihak Maybank mengalir ke rekening ayahya, Winda juga membantahnya. “Kita tahunya rekening koran yang kita terima (setiap bulan) kita dapat bunga,” ujarnya.

Hotman mengatakan Maybank Indonesia akan bertanggunng jawab menggantikan dana nasabah yang raib tersebut bila terbukti raibnya uang tersebut tidak melibatkan orang-orang di sekitar pemilik rekening.

“Karena hasil penelitiannya (tim anti fraud Maybank) ada berbagai keanehan, bukan pembobolan biasa oleh pimpinan cabang […]. Kalau  terjadi (seperti) itu,  pasti Maybank langsung bayar. Karena itu memang tanggung jawab anak buahnya. Tetapi kalau ada keanehan dengan orang sekitar pemilik rekening, coba? Makanya mereka (Maybank) mengatakan proses hukum dulu. Kalau memang benar itu hanya Maybank yang bertanggung jawab, ya bayar,” ujar Hotman.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Tagsbank

Leave a reply

Iconomics