
Tiga Alasan BI Optimistis Ekonomi Tahun 2021 Mengalami Pemulihan

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo/Iconomics
Bank Indonesia optimistis ekonomi Indonesia akan mengalami pemulihan pada tahun 2021. Bank sentral memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh sekitar 4,8% hingga 5,8%.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan positif ekonomi Indonesia mulai terjadi pada kuartal keempat tahun 2020 ini, setelah mengalami kontraksi pada kuartal kedua dan ketiga lalu.
“Kami dari Bank Indonesia optimis bahwa perbaikan ekonomi itu sudah berlangsung dan pemulihan ekonomi di tahun 2021 akan semakin baik. Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi akan mulai positif, meskipun kecil, di triwulan IV dan akan meningkat sekitar 4,8% sampai dengan 5,8% di tahun 2021,” ujar Perry dalam acara ‘Outlook Perekonomian 2021’, Selasa (22/12).
Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada tahun 2020 ini berada di bawah 2%, sementara pada tahun depan terkendali di level 3% plus minus 1%. Sementara defisit transaksi berjalan tahun 2020 ini di bawah 1,5% dari PDB dan tahun depan berkisar antara 1-2% dari PDB. “Kami juga perkirakan, kredit tahun depan itu bisa tumbuh sekitar 7-9%,”ujar Perry.
Perry mengungkapkan ada tiga alasan mengapa Bank Indonesia optimistis ekonomi Indonesia akan pulih pada tahun 2021. Pertama, sumber-sumber pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 itu akan semakin baik yaitu ekspor, konsumsi dan investasi.
“Kinerja ekspor kita cukup baik dan tahun depan juga akan semakin baik. Ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi global yang akan baik. Tahun 2021 kami perkirakan pertumbuhan ekonomi global itu 5% [setelah] tahun ini minus 3,8%, terutama adalah mitra-mitra dagang utama kita, Tiongkok bisa tumbuh 7,8%, dan juga Amerika 4,3%,” jelas Perry.
Konsumsi pada tahun depan, baik swasta maupun pemerintah akan membaik. Stimulus fiskal dalam bentuk perlindungan sosial yang masih diberikan pemerintah pada tahun depan turut mendongkrak konsumsi.
Investasi juga diperkirakan akan meningkat baik dari belanja modal pemerintah melalui belanja infrastruktur yang besar maupun dari investasi swasta karena adanya undang-undang cipta kerja.
Selain sumber-sumber pertumbuhan yang mulai pulih, faktor kedua yang menyebabkan Bank Indonesia optimistis pada pemulihan ekonomi tahun depan adalah adanya vaksinasi. Vaksiasi akan memungkinkan mobilitas manusia semakin meningkat dan mobilitas ekonomi juga semakin baik.
“Dengan adanya vaksinasi tentu saja sektor-sektor secara bertahap akan bisa dibuka dan melakukan produksi dan investasi lebih baik. Sektor-sektor yang tentu saja bisa mendukung pertumbuhan PDB dan ekspor, apakah berkaitan dengan makanan dan minuman, kimia, farmasi atau obat-obatan, kemudian pertambangan khususnya mengenai logam dan juga industri-industri lain,” ujar Perry.
Ketiga, sinergi kebijakan yang sangat erat antara pemerintah, Bank Indonesia, OJK, LPS, perbankan dan juga dunia usaha. Dari Bank Indonesia sendiri, kata Perry, sinergi kebijakan ini dilaukan dengan melanjutkan stimulus moneter dan makro prudential dan juga mendukung digitalisasi ekonomi keuangan di Indonesia termasuk UMKM.
“Seluruh instrumen kebijakan kami, kami arahkan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Dengan tentu saja tetap menjaga stabiltas makro ekonomi dan sistem keuangan,” ujarnya.
Leave a reply
