Tantangan PT Pegadaian Bukan Hanya Gadai Swasta, Tapi Juga Program Pemerintah

Transformasi digital dilakukan oleh Pegadaian juga untuk menggaet nasabah dari kalangan milenial yang lebih melek teknologi. Kuswiyoto mengatakan 66% nasabah Pegadaian saat ini adalah wanita yang sebagian besar belum memiliki smarthphone. “Makanya sambil mengedukasi mereka, kita mencoba melakukan switching demografi nasabah dari golongan yang tua, yang sepu, para wanita yang gaptek, masuk ke orang-orang yang melek teknologi, melek digital,” ujarnya.

Digitalisasi juga dilakukan untuk proses bisnis yang efisien. “Jadi tidak hanya untuk pelayanan kepada nasabah kami juga fokuskan untuk proses bisnis internal, karena kalau kita enggak efisien kita enggak bisa men-deliver barang dengan murah, kita juga akan kalah bersaing,” ujarnya.

Selain dari sisi teknologi, transformasi sumber daya manusia juga sangat penting dilakukan. “Teknologi itu bisa dibeli. Software dan hardware-nya bisa kita beli. Bahkan manusianya bisa kita hire orang-orang yang bagus. Tetapi itu tidak akan jalan kalau SDM atau culture-nya tidak berfungsi dengan baik,” ujarnya.

Selain mengadopsi konsep AKHLAK yang diperkenalkan oleh Kementerian BUMN, fokus transformasi sumber daya manusia di PT Pegadaian adalah perubahan mindset. “Ini yang penting. Tadi saya sampaikan teknologi bisa dibeli, orang pintar bisa di-hire dengan bayaran mahal, tetapi mengubah culture dari orang-orang kita sendiri di dalam  itu memerlukan usaha yang sangat-sangat spesial,”ujarnya.

Salah satu hal yang dilakuan di Pegadaian terkait dengan mindset adalah mendorong karyawan tidak pasif atau menunggu nasabah. Tetapi harus aktif mencari atau mendatangi nasabah untuk menawarkan produk.

“Di mindset mereka kita tanamakan perubahan culture dari ‘di’ kaliamat pasif menjadi ‘me’ kalimat yang aktif. Jadi, tidak lagi dicari, tetapi adalah mencari. Tidak dilobi tetapi melobi. Tidak dirayu tetapi merayu,” ujarnya.