Strategi Komunikasi Internal Pertamina Selama Pandemi

0
2388

PT Pertamina (Persero), perusahaan BUMN holding energi memiliki jumlah karyawan hampir 40 ribu yang tersebar di berbagai sub holding dan anak perusahaan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Organisasi yang besar ini tentu menjadi tantangan tersendiri dalam hal komunikasi internal perusahaan, apalagi selama masa pandemi.

“Tetapi untungnya Pertamina ini memiliki tim komunikasi yang sangat solid,” ujar Fajriyah Usman, VP Corporate Communication, PT Pertamina (Persero) ketika menjadi pembicara dalam forum ‘Employee Engagement-Public Affairs’ yang digelar Theiconomics dan Public Affairs Forum Indonesia (PAFI), Rabu (2/3).

Fajriyah mengatakan Pertamina menggunakan strategi komunikasi 360 derajat untuk untuk memastikan kampanye internal perusahaan bisa berjalan dengan baik dan mencapai tujuannya. Dalam strategi 360 derajat ini, pertama-tama harus dibangun tujuan atau objektif dari kampanye internal tersebut. Kemudian, target audiens, pesan kunci (key message), strategi komunikasi yang mencakup pilihan chanel dan konten dan terakhir adalah monitoring hasilnya (measurement). Monitorng ini dilakukan dengan membuat feedback form atau communication survey pada saat-saat tertentu untuk memastikan komunikasi internal yang dijalankan berjalan dengan baik atau tidak.

Baca Juga :   Pertamina Geothermal Energy akan Bagikan Dividen 78,5% dari Laba Bersih

Sejak pertengahan tahun 2020 hingga saat ini, pesan kunci (key message) komunikasi internal Pertamina adalah ‘stay energized against pandemic’. Pesan kuncinya ini merupakan turunan dari brand singularity Pertamina yaitu energizing you.

Dengan kampanye ‘stay energized against pandemic’, Pertamina menyebarkan semangat kepada karyawan untuk bekerja sama melawan pandemi, tidak hanya dari aspek kesehatan tetapi juga aspek bisnis. “Itu yang terus kita sampaikan kepda teman-teman dengan berbagai chanel, dengan berbagai aktivasi dan sebagainya,” ujarnya.

Dalam komunikasi internal selama pandemi ini, Pertamina mengoptimalkan saluran-saluran yang sudah ada. “Kita fokus pada chanel-chanel yang memang selama ini sudah kita pergunakan untuk berkomunikasi. Tetapi memang kita harus memilih atau kita harus melengkapi sehingga saluran komunikasi yang kita jalankan itu harus cepat, efisien dan juga harus nyaman dipergunakan,” ujarnya.

Konten yang dibuat terdiri atas beberapa hal. Pertama, provide direction yaitu konten-konten yang memberikan arahan yang jelas untuk menghindari ketidakpastian. “Kita harus provide direction yang jelas bagaimana sosialisasi dari kebijakan-kebijakan perusahaan untuk memastian keamanan dan keselamatan dari karyawan. Misalnya kita harus sgera buatkan protokol kesehatan, kita harus segera buatkan sosialisasi mengenai vaksinasi dan sebagainya,” ujarnya.

Baca Juga :   Dukung Pencapaian Net Zero Emission, Pertamina Kontribusi Aktif Pengelolaan Perhutanan Sosial

Kedua, create understanding untuk menghindari informasi yang menyesatkan terkait banyak hal, seperti terkait Covid-19 itu sendiri, kemudian status perusahaan dan hal-hal lain yang dibutuhkan karyawan. “Ketika karyawan sakit misalnya mereka harus paham bagaimana mereka harus merespons kondisi tersebut,”ujarnya.

Ketiga, worklife balance, sebegai program penghilang stres untuk menjaga dan meningkatkan semangat karyawan selama pandemi. Keempat, produktifitas dan energi positif. “Kita harus jaga produktifitas dari karyawan dan kita harus menyebarkan pesan-pesan positif ke seluruh tim,” ujarnya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics