
Strategi BCA Syariah, Konsisten Jaga Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkesinambungan

“Di tengah pandemi Covid-19 BCA Syariah tetap berkomitmen untuk melakukan fungsi intermediasi dengan tetap menyalurkan pembiayaan di samping melakukan restrukturisasi disesuaikan dengan kondisi usaha dan kebutuhan nasabah. Ini merupakan bentuk dukungan kami terhadap sektor usaha dan mendukung pemulihan ekonomi dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian,” ujar Direktur BCA Syariah Pranata.
Penyaluran pembiayaan BCA Syariah masih difokuskan pada sektor produktif diantaranya sektor perdagangan dan proyek-proyek infrastruktur strategis pemerintah. Komposisi segmentasi pembiayaan BCA Syariah didominasi oleh pembiayaan komersial sebesar 75,61%, UMKM sebesar 22,11% dan pembiayaan konsumer sebesar 2,28%. Kualitas pembiayaan BCA Syariah dapat dipertahankan pada level yang rendah dan sehat dengan Non-Performing Financing (NPF) Gross tercatat sebesar 0,50% dan NPF Net sebesar 0,01%. Baik NPF Gross maupun Net mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 0,58% dan 0,26%.
Sejalan dengan kebijakan stimulus perekonomian nasional dari Regulator, BCA Syariah melakukan restrukturisasi pembiayaan pada tahun 2020 sebesar Rp876 miliar dengan komposisi 70% restruktur pembiayaan atau sebesar Rp614 Miliar diberikan kepada nasabah yang terdampak Covid-19. Kendati menghadapi berbagai tantangan dalam penyaluran pembiayaan, Loan at Risk (LaR) BCA Syariah di Desember tercatat sebesar 16,34% atau turun sebesar 0,11% jika dibandingkan Juni 2020 yang tercatat sebesar 16,45%. Angka ini masih berada di bawah LaR Bank Umum Syariah yang per September 2020 tercatat sebesar 30%.
“Sejalan dengan kinerja baik yang diraih perbankan Syariah nasional, BCA Syariah mampu menujukkan kemampuannya untuk bertahan di tengah tantangan ekonomi. Manajemen aset dan liabilitas secara optimal, serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik dengan senantiasa mengedepankan prinsip kehatian-hatian menjadi kunci kami dalam melaksanakan operasional perbankan BCA Syariah,” ujar John Kosasih.
Profitabilitas sampai dengan Desember 2020 meningkat dengan Laba Sebelum Pajak (Profit Before Tax) tercatat sebesar sebesar Rp92,6 miliar, meningkat 11,17% dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat sebesar Rp83,3 miliar.
Dalam mendukung tatanan kehidupan normal baru, BCA Syariah terus meningkatkan fitur-fitur e-channel untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bertransaksi bagi para nasabah. Di masa pandemi ini, pengguna mobile banking BCA Syariah Mobile meningkat 50% sebanyak 48 ribu pengguna dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sekitar 32 ribu pengguna. Sementara pengguna internet banking Klik BCA Syariah meningkat 128% menjadi sebesar menjadi 10 ribu pengguna dibandingkan tahun lalu di kisaran 4 ribu pengguna. Transaksi melalui e-channel mendominasi jumlah transaksi BCA Syariah selama tahun 2020.
John Kosasih mengatakan tahun 2021 ini masih tetap penuh tantangan. Ketidakpastian tetap masih ada. Karena itu, harus tetap waspada. Namun, demikian juga sudah ada titik terang dengan adanya vaksin Covid-19 yang sudah mulai dijalankan.
“Tentu saja kita semua berharap efektifitas dari vaksin ini dapat berjalan dengan baik sesuai dengan harapan sehingga dapat memulihkan dunia usaha dan confident di kalangan pengusaha,” ujarnya.
John mengatakan untuk pertumbuhan Aset, tahun ini BCA Syariah menargetkan tumbuh 5-10%. Kemudian pertumbuhan Pembiyaan dan Dana Pihak Ketiga tumbuh 3-8%. “Kalau dari sisi pendapatan kita menargetkan kira-kira 5-10% secara year on year,” ujarnya.
Untuk kaulitas kulitas Pembiyaan, John mengatakan pihaknya berharap tidak ada peningkatan Nonf Performing Fianance (NPF). “Kita berharap NPF yang ada di BCA Syariah, kemarin-kemarin ada di 0,5%, kita berharap juga tetap berada di bawah 1%,” ujarnya.
Halaman BerikutnyaLeave a reply
