
Sri Mulyani: Waspadai Tren Penurunan Harga Komoditas

Emiten sawit PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) membukukan kinerja keuangan yang tumbuh positif karena harga CPO yang naik pada kuartal pertama 2020/Dok.DSN
Setelah mengalami lonjakan harga yang tinggi pada pertengahan tahun 2022 lalu, harga sejumlah komoditas saat ini dalam tren penurunan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ini perlu diwaspadai karena mempengaruhi perekonomian Indonesia dan APBN.
“Kita lihat adanya tren penurunan. Ini karena memang perang yang sudah satu tahun, telah menimbulkan respons mengenai mitigasi dari harga komoditas. Namun, ketidakpastiannya masih tinggi,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita Edisi Januari 2023, Rabu (22/2).
Ia memaparkan sejumlah komoditas yang mengalami tren penurunan harga yang tajam seperti gas. Harga gas pernah mencapai puncaknya pada level US$7,53 per MMBtu, namun saat ini turun menjadi US$2,43 per MMBtu.
Kemudian, harga batubara turun separuhnya, dari US$438 per metric ton, menjadi US$217,7 per metric ton. Demikian juga harga minyak Brent, turun dari US$126 per barel menjadi US$84 per barel saat ini.
“CPO kita yang sempat drop di US$720 per ton, mengalami perbaikan, sekarang sudah tembus di US$900 lagi, tetapi harga ini jauh lebih rendah dibandingkan masa puncaknya yang semuanya itu mayoritas terjadi pertengahan 2022 yaitu US$1.779,” ujarnya.
Harga gandum juga mengalami penurunan. Sri Mulyani mengatakan harga pangan ini sempat mencapai level US$1.224 per bushel (gantang), saat ini berada di level US$775 per bushel.
Hanya harga kedelai dan jagung yang masih relatif tinggi. Harga kedelai saat ini masih di sekitar US$1.525 per bushel. Sementara harga jagung berada di level US$667 per bushel.
“Jadi, kalau kita lihat dari komoditas ini, sebagian pasti kita akan memproyeksikan pengaruhnya ke perekonomian dan APBN kita yang mengalami penurunan dan yang masih bertahan dalam situasi tinggi,” ujar Sri Mulyani.
Leave a reply
