
SPAB Kresna Sekuritas Dicabut BEI, Seberapa Besar Pengaruhnya pada PT Kresna Graha Investama Tbk?

Michael Steven, Direktur Utama PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) dan Dewi Kartini Laya, Direktur PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) di sela acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan, Kamis, 29 Juli 2021.
Bursa Efek Indonesia (BEI) belum lama ini mencabut Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) PT Kresna Sekuritas, setelah sebelumnya anak usaha PT Kresna Graha Investama Tbk ini mendapat sanski peringatan tertulis.
Namun, Michael Steven, Direktur Utama PT Kresna Graha Investama Tbk mengatakan pencabutan SPAB Kresna Sekuritas tersebut memiliki dampak yang relatif tidak material secara finansial terhadap pendapatan Perseroan.
Alasannya, terang Michael, Perseroan telah berfokus pada segmen bisnis teknologi digital semenjak 2016. “Ini dapat tercermin dari kontribusi segmen digital dan teknologi terhadap pendapatan Perseroan yang terus meningkat, dari 84% pada 2017 hingga mencapai hampir 100% pada tahun 2020 dan kuartal pertama 2021,” ujarnya saat paparan publik, 29 Juli lalu.
Mengutip laporan keuangan emiten dengan kode saham KREN ini, pada kuartal pertama 2021, pendapatan segmen teknologi dan digital mencapai Rp3,29 triliun, naik 11,75% year on year (yoy). Sedangkan pendapatan dari segmen keuangan dan investasi, pada kuartal pertama 2021 tercatat minus Rp13,46 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan dari segmen keuangan dan investasi juga minus Rp241,93 miliar.
Total pendapatan KREN pada kuartal pertama 2021 sebesar Rp3,27 triliun, naik 21,27% yoy. Perseroan masih membukukan rugi bersih sebesar Rp55,81 miliar, berkurang dari rugi bersih periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp136,08 miliar.
Michael Steven mengatakan tahun 2021 ini, Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10%-15% yoy atau mencapai Rp12-13 triliun.
Ada pun strategi yang dilakukan adalah, pertama, ekspansi titik distribusi digital, dari 214 ribu titik pada 2020 menjadi 276 ribu titik, pada 2021.
Kedua, aliansi strategis dengan berbagai pihak yang memiliki pangsa pasar yang besar dan memiliki brand equity yang kuat. Ketiga, melihat berbagai peluang investasi yang dapat memberikan kekuatan jaringan (network effect) atas ekosistem digital yang telah ada saat ini. Keempat, mendorong penguatan tim IT di setiap lini usaha agar mereka dapat berinovasi secara produktif.
Leave a reply
