Soal Bank Digital, Jahja BCA Sebut Nasabah Indonesia Masih Tergolong Cash Society

0
630

PT Bank Central Asia Tbk atau BCA menilai keberadaan bank digital untuk menyasar nasabah individual generasi muda dan pembiayaan inklusif atau mikro sudah tepat. Meski sebenarnya, segmen demikian sudah digarap oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Tetapi, kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, apa yang dilakukan bank digital sejauh ini dengan menggandeng ekosistem sudah tepat. Meski bank digital tersebut juga mengiming-imingi para calon nasabahnya untuk membuka rekening dan lain sebagainya.

“Tapi, kadang-kadang saya pikir begini, ketika berbicara sistem pembayaran khususnya di BCA yang terdiri atas 1.200 cabang, nasabah yang datang itu hanya 0,8% dari 40 hingga 44 juta transaksi per hari. Sementara 13% nasabah ke ATM karena masih butuh uang tunai,” kata Jahja dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (24/8).

Lantas, mengapa nasabah masih butuh uang tunai? Menurut Jahja, karena sistem perbankan digital belum mampu melayani ke seluruh pelosok Indonesia. Dengan kata lain, masyarakat Indonesia itu masih tergolong cash society di tengah pusaran dompet dan pembayaran digital.

Baca Juga :   5 Startup Pilihan Visa yang Masuk Visa Accelerator Program

Menurut Jahja, keberadaan dompet dan pembayaran digital ini memang mengurangi pertambahan cash society. Tapi, secara fakta tidak mengurangi keberadaan cash society karena masyarakat masih membutuhkan uang tunai.

“Nah, di sini akan lebih menarik kalau kita lihat ya bahwa tradisional bank sebenarnya hanya 0,8% yang datang ke cabang. Sementara 13% dari pengalaman kita yaitu ke ATM karena perlu dana tunai, 86% lebih itu sudah digitalisasi seperti m-banking, internet banking dan lain sebagainya,” ujar Jahja.

Mengapa ini terjadi? Menurut Jahja, nasabah BCA itu secara demografi mungkin berumur 18 tahun hingga 90 tahun. Lengkap. Sedangkan nasabah bank digital tentu saja tidak akan menggapai usia yang mencapai 90 tahun.

“Targetnya pasti milenial yang digitang saving. Ini menjelaskan posisi bank digital yang sedang ramai dibicarakan dengan fungsi tradisional bank seperti BCA, Mandiri, BRI dan lain-lain itu yang sebenarnya sudah secara aktif menggenjot transaksi digital,” kata Jahja.

 

Leave a reply

Iconomics