
Simulasi DEN soal Dampak Kebijakan Tarif AS: Ekonomi Kita Terkontraksi

Setelah melakuan simulasi potensi dampak tarif resiprokal pemerintah Amerika Serikat (AS), Dewan Ekonomi Nasional (DEN) menilai ekspor Indonesia berpeluang dialihkan ke negara lain. Kendati begitu, akibat penerapan tarif itu, Indonesia disebut akan mengalami kontraksi ekonomi.
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah pun mengamati dan menyikapi secara serius kebijakan balasan dari negara-negara lain terhadap AS. “Kami melakukan simulasi-simulasi yang sangat intensif selama sebelum Lebaran ini. Kami melihat porsi ekspor Indonesia terhadap PDB relatif rendah sekitar 23,8%. Dan porsi ekspor ke Amerika hanya 10% dari total ekspor Indonesia,” kata Luhut dalam acara “Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia” di Jakarta, Selasa (8/4).
Dari laporan yang diterimanya, kata Luhut, sejumlah pengusaha dari Tiongkok menilai pasar Indonesia bisa menjadi alternatif dalam berinvestasi. Oleh karena itu, sejumlah pihak termasuk pemerintah harus memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyelesaikan sejumlah persoalan karena kebijakan AS.
“Ini saya kira peluang besar yang kita bisa ambil, dan kami kemarin dari DEN yang kebetulan diperintahkan ke sana juga memberi laporan bahwa itu bisa dieksekusi,” ujarnya.
Masih kata Luhut, masyarakat tidak perlu panik dalam menghadapi situasi yang terjadi saat ini. Sebab, Indonesia berhasil bertahan dari beberapa krisis yang pernah melanda Tanah Air.
Karena itu, kata Luhut, pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah ekonomi itu.
“Kita bisa atasi bersama-sama, kita kompak, kita satu padu, kita saling mendukung untuk menyelesaikan masalah ini. Karena kita punya data, dan potensi yang kuat, bahwa kita mampu menyelesaikan masalah ini,” katanya.
Leave a reply
