Siapa Saja Penerima Manfaat Program Kartu Pra-kerja?

0
536
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Kartu Pra-Kerja

Pemerintah menggulirkan program kartu pra-kerja mulai tahun ini. Total anggaran yang sudah disiapkan dalam APBN mencapai Rp 10 trilun.

Siapa saja yang bisa mengikuti program ini?

Menurut Deputi IV Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin kartu pra-kerja diprioritaskan untuk orang yang belum pernah bekerja.

“Kartu pra-kerja ini bukan hanya untuk yang nganggur namun juga bagi orang muda yang belum pernah bekerja. Ini supaya kita bisa dorong mereka untuk segera mendapatkan pekerjaan baru,” jelasnya ketika ditemui di Jakarta, Selasa (18/2).

Penerima manfaat kartu prakerja ini, menurut Rudy,  tidak diseleksi berdasarkan latar belakang kampus atau sekolahnya. Tetapi yang dilihat adalah calon penerima tersebut memang belum bekerja pada suatu perusahaan serta tidak sedang menempuh pendidikan formal.

“Prioritas kartu pra-kerja ini akan kita berikan kepada para pencari kerja usia muda minimal berusia 18 tahun, utamanya bagi para pencari kerja pertama (fresh graduate),” ujarnya.

Dengan kartu pra-kerja ini diharapkan memudahkan para pencari kerja untuk  memperoleh pengalaman kerja pertamanya. Dalam program ini, para penerima manfaat akan diberikan pelatihan untuk peningkatan skill (upskilling) dan juga melatih keahlian baru (reskilling). Dengan pelatihan ini, penerima tidak hanya lebih siap dalam memasuki pasar lapangan kerja namun juga siap dalam membangun usaha sendiri sebagai wirausahawan.

Baca Juga :   Mitra Kartu Pra Kerja Sekolah.mu Sediakan Program Sesuai Minat dan Kompetensi

Program ini rencananya akan mulai bergulir pada April 2020. Pemerintah sedang menggodok Peraturan Presiden (Perpres) untuk melaksanakan program pra-kerja ini.

“Kemungkinan April nanti baru bisa diluncurkan. Saat ini kita lagi godok kesiapannya, Perpres (Peraturan Presiden) turun bentuk PMO (Project Management Office) tinggal direalisasikan saja abis itu,” ujar Kepala  Staf Kepresidenan Moeldoko.

Program ini akan diluncurkan secara bertahap mulai dari Jabodetabek dan Jawa Barat. Adapun kawasan metropolitan dipilih lantaran jumlah pengangguran di wilayah ini tergolong cukup tinggi. Selain itu, kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan juga terhitung lebih besar.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics