
Serangan Siber Semakin Membuat Pemimpin Perusahaan Tak Bisa Tidur

Ilustrasi keamanan siber/Dok. Kaspersky
Para pemimpin perusahaan termasuk di Indonesia semakin memiliki perhatian terhadap keamanan data (data security). Ini tidak terlepas dari fakta bahwa dari tahun ke tahun serangan-serangan siber semakin meningkat.
Bahkan, menurut Arga M Nugraha, Dirktur Digital dan Teknologi Informasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, model-model serangan yaitu bagaimana para penjahat di dunia siber ini memanfaatkan vulnerability yang ada, juga semakin bervarasi.
“Salah satu hal yang membuat banyak CEO tidak bisa tidur adalah mengenai data security, termasuk cyber security dan ini semakin menjadi konsern. Karena apa? Karena kita tahu betul dari tahun ke tahun, jumlah insidennya terus meningkat. Kemudian juga model-model serangannya, bagaimana para black hacker tersebut menggunakan vulnerability yang ada juga semakin bervarasi,” ujar Arga dalam diskusi tentang keamanan siber yang diselenggarakan OJK Institute, Kamis (18/8).
Arga mengatakan serangan siber ini juga menimbulkan berbagai dampak negatif, tidak hanya ekonomi, tetapi juga berakibat lain seperti physical harm da ada risiko reputasi perusahaan.
“Memang ini semakin menjadi konsern banyak pihak dan terutama dari sisi perusahaan, termausuk juga kami salah satu industri SJK (Sektor Jasa Keuangan) juga sangat peduli dengan ini dan benar-benar menyiapkan segala hal yang memperkuat defense kami terhadap hal semacam ini,” ujarnya.
Arga mengatakan jumlah serangan siber terhadap berbagai entitas di Indonesia, termasuk sektor jasa keuangan, selama tahun 2022 hingga Juni, mencapai 95,5 juta serangan. Sumber serangan berasal dari 218 negara, dimana mayoritas pelaku berasal dari dalam negeri.
Diakuinya, BRI sendiri pun tak luput dari ancaman serangan siber ini. “Kalau dikategorisasikan, serangan yang dialmi oleh BRI sendiri sebagian besar merupakan applicatioan attack. BRI mempunyai berbagai macam produk yang diintroduksi dan mengekspose secara jaringan kepada jaringan eksternal. Kami punya platform untuk personal banking, Brimo. Kita melihat bahwa di sana sering banyak sekali orang yang memanfaatkan dan bahkan menggunakan otomatisasi mekanisasi untuk menyerang kami secara rutin dan berkelanjutan,” bebernya.
Serangan lainnya terhadap BRI juga serangan terhadap jaringan (network attack) dan malicious email attack.
Halaman BerikutnyaLeave a reply
