
Seleksi Peserta Kartu Prakerja Dilakukan Secara Acak

Direktur Layanan dan Jaringan BNI Adi Sulistyowati (kiri) dan Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Purbasari (kanan) berfoto usai menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait Program Kartu Prakerja di Jakarta, Sabtu (11/4/2020)/Antara
Manajemen Pelaksana (PMO) Program Kartu Prakerja menyebut seleksi peserta program ini dilakukan oleh sistem informasi secara acak. Seleksi demikian dinilai cara paling adil, dan menghindari potensi terjadinya diskriminasi terhadap salah satu pihak atau sektor dari sisi manajemen pelaksana.
Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Ruky mengatakan, sebanyak 8 juta orang yang telah mendaftar untuk berpartisipasi menjadi peserta program ini. Seperti diketahui, jumlah peserta yang telah ditetapkan pemerintah sebanyak 5,6 juta orang.
Faktanya, kata Panji, jumlah pendaftar jauh melebihi jumlah kuota peserta program yang tersedia. Karena itu,PMO telah menyiapkan kamar atau slot khusus untuk masyarakat terdampak Covid-19 yang telah didata berbagai kementerian dan lembaga. Mereka akan diutamakan, kata Panji.
Data dari berbagai kementerian dan lembaga menunjukkan, 80% hingga 90% jumlah peserta program Kartu Prakerja per gelombang akan diutamakan bagi mereka yang terdampak Covid-19. Sisanya akan diberikan kepada masyarakat umum yang sesuai dengan persyaratan yang ditentukan PMO.
Karena itu, kata Panji, demi menjamin keadilan dan menghindari intervensi dari pihak manajemen pelaksana yang dapat bersifat subjektif, PMO telah menerapkan sistem pengacakan menggunakan sistem informatika terhadap daftar calon peserta. Dengan demikian, dipastikan tiap golongan yang berbeda (satu golongan prioritas, dan kedua golongan masyarakat umum) bisa jadi peserta dan memperoleh kesempatan yang sama.
Panji menambahkan, pihaknya sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan pihak asosiasi terkait pendataan tenaga kerja yang terdampak dari Covid-19. PMO mengaku kesulitan untuk menentukan asosiasi mana yang patut didahulukan.
“Masing-masing asosiasi memiliki jutaan orang tapi menentukan ini jangan sampai kami mempunyai bias subjektifitas. Sektornya saja berbeda-beda di mana setiap sektor ingin didahulukan sedangkan kursinya terbatas,” kata Panji.
Leave a reply
