
Sampai Kapan BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 3,5%?

Gubernur BI, Perry Warjiyo saat konferensi pers, Selasa (25/5).
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 24-25 Mei 2021, kembali mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 3,50%. Demikian juga dengan Deposit Facility dan Lending Facility, masing-masing tetap di level 2,75% dan 4,25%. Suku bunga acuan berada pada posisi tersebut sejak Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 17-18 Februari 2021.
“Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah serta upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mempercepat upaya pemulihan ekonomi,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo saat konferensi pers, Selasa (25/5).
Bank Indonesia, tambah Perry, juga terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudential yang akomodatif serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran Indonesia untuk memperkuat upaya pemulihan ekonomi nasional.
Bank Indonesia agresif menurunkan suku bunga acuan sejak Februari 2020 lalu sebagai bagian dari kebijakan moneter akomodatif untuk memacu ekonomi yang mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19. BI 7-Day Reverse Repo Rate masih berada di level 5% pada Januari 2020. Kemudian, terus diturunkan secara bertahap hinggga menjadi 3,5% pada Februari 2021 sampai saat ini.
Setelah diturunkan sebesar 150 basis poin sejak Februari 2020, Perry Warjiyo mengisyaratatkan tak ada lagi ruang untuk kembali menurunkan bunga acuan ini. Bank Indonesia akan memperkuat bauran kebijakan secara keseluruhan baik moneter, makroprudential maupun sistem pembayaran.
Di sisi lain, seiring dengan mulai pulihnya perekonomian di berbagai negara, sejumlah bank sentral di dunia, termasuk The Fed di Amerika Serikat diperkirakan akan menormalkan kebijakan moneternya. Morgan Stanley dalam laporannya baru-baru ini memperkirakan sejumlah bank sentral di Asia akan kembali menormalkan kebijakan moneternya mulai awal tahun depan. Bank Indonesia, menurut lembaga itu, akan menormalkan kebijakan moneternya pada kuartal pertama 2022.
Terhadpa perkiraan Morgan Stanley tersebut, Perry mengatakan Bank Indonesia akan kembali menaikan suku bunga acuan apabila inflasi sudah tinggi. Saat ini, Perry mengatakan suku bunga acuan tetap bertahan di 3,5% karena inflasi masih rendah dan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Perry mengatakan bila ada tanda-tanda kenaikan inflasi, BI baru akan mempertimbangkan menaikan suku bunga acuan.”Tanda-tanda kenaikan inflasi paling cepat baru awal tahun depan. Tahun ini masih akan rendah. Dalam konteks ini tentu saja akan tergantung seberapa cepat pemulihan ekomomi kita termasuk juga kredit perbankan,” ujarnya.
Leave a reply
