Saat Anda Panik dan Jual, Bos-bos Perusahaan Ini Malah Memborong Saham

0
393
Reporter: Petrus Dabu

Harga saham yang berguguran akibat sentimen negatif wabah Coronavirus (Covid019) tak membuat sejumalah bos perusahaan terbuka ikutan panik. Barang kali mereka tahu kondisi fundamental perusahaan yang mereka pimpin. Karena itu, penurunan harga saat ini dianggap sebagai diskon harga besar-besaan. Karena itu seperti emak-emak yang doyan diskon,  ini menjadi kesempatan bagi para bos ini memborong barang sebanyak-banyaknya.

Penelusuran Iconomics dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), sejumlah bos perusahaan menambah kepemilikan saham mereka selama Maret ini.

Harry Sanusi, misalnya. CEO dan Presiden Direktur PT Kino Indonesia Tbk ini sejak 2 Maret hingga 13 Maret terus menambah kepemilikannya sahamnya di perusahaan yang dipimpinnya.

Pada 2 Maret 2020, Harry memborong 105.000 lembar saham KINO pada harga Rp 2.973,28 per lembar. Kemudian pada 3 Maret, ia kembali membeli 50.000 lembar saham KINO pada harga 2.968 per lembar.

Pada 5 Maret, Harry memperbanyak saham yang dibelinya menjadi 737.100 lembar pada harga Rp 3.130 per lembar. Sehari kemudian pada  6 Maret, Harry membeli 171.300 lembar saham KINO pada harga Rp 2.919 per lembar.

Pada 6 Maret Harry membeli saham KINO sebanyak 1.150.000 lembar pada harga Rp 3.115 per lembar. Kemudian pada 9 Maret, ia membeli sebanyak 1.376.900 lembar pada harga Rp 2.973,33 per lembar. Pada 10 Maret, jumlah saham KINO yang dibelinya sebanyak 778.900 lembar pada harga Rp 2.980 per saham.

Tak berhenti di sini, pada 11 Maret hingga 13 Maret, Harry terus memborong saham perusahaan yang dipimpinnnya. Pada 11 Maret jumlah yang dibelinya sebanyak 304.200 lembar pada harga Rp 3.080 per lembar. Kemudian pada 12 Maret jumlah saham yang dibelinya makin banyak yaitu 2.998.200 lembar pada harga Rp 3.043,33 per lembar. Dan terakhir pada 13 Maret, ia membeli sebanyak 4.382.100 lembar saham pada harga 2.826,67 per lembar.

Baca Juga :   Bahana TCW: Saham Sudah Murah, Kesempatan Akumulasi Jangka Panjang

Dengan transaksi yang beruntun ini, jumlah kepemilikan saham Harry Sanusi di KINO saat ini sebanyak 162.694.400 atai 11,38%.

Seperti kondisi bursa secara umum, saham KINO juga mengalami penurunan akibat sentiment negatif wabah Coronavirus. Sejak awal tahun, harga selembar saham KINO sudah terkoreksi sebesar 24,56%. Pada sesi kedua perdagangan Rabu (18/3), saham KINO berada di level Rp 2.550. Sementara pada awal tahun ini harganya masih di Rp 3.380 per lembar.

Tak hanya Harry Sanusi, Jimmy Masrin selaku Presiden Direktir PT Lautan Luas Tbk juga ikut menadah harga saham perusahaanya yang jatuh. Pada 12 Maret 2020, Jimmy membeli saham emiten dengan kode LTLS itu sebanyak 19.800.000 lembar pdaa harga Rp 500 per lembar.

Dengan transaksi pembelian tersebut, kepemilikan Jimmy Masrin di Lautan Luas Tbk pun bertambah menjadi 853.432.000 lembar atau 55,55% dari sebelumnya Rp 833.632.000 lembar atau 54,25%.

Harga saham LTLS sejak awal tahun sudah terkoreksi sebesar 21,29% (ytd), dari Rp 620 per lembar pada awal tahun menjadi Rp 488 per lembar pada sesi kedua perdagangan Rabu (18/3).

Selain dua petinggi perusahaan di atas, berikut adalah bos-bos perusahaan lainnya yang memborong saham yang mereka pimpin di saat hargaya turun:

  1. Masrizal A.Syarief, Komisaris  PT Phapros Tbk 

Komisaris  PT Phapros Tbk ini pada 12 Maret 2020  membeli 141.000 saham Phapros pada harga yang berbeda-beda yaitu Rp 835, Rp 840 dan Rp 845 per lembar. Ia kembali membeli saham Phapros pada 16 Maret sebanyak 30.000 lembar pada harga Rp 795 dan Rp 800 per lembar. Dua transaksi ini membuat kepemilikannya di Phapros meningkat menjadi 76.193.850 saham (9,07%) dari sebelumnya 76.163.850 (9,07%).

  1. Png Ewe Chai, Wakil Direktur Utama PT Cikarang Listrindo Tbk
Baca Juga :   Seiring Optimisme Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Perkirakan IHSG Menjadi 6.800-7.000 di Akhir 2021

Png Ewe Chai menambah kepemilikan sahamnya di  PT Cikarang Listrindo Tbk dengan membeli saham pada 12 Maret 2020. Jumlah saham yang dibeli sebanyak 40.600  lembar pada harga Rp 690 per lembar. Kemudian sebanyak  53.600 lembar pada harga 695 per lembar dan sebanyak 113.200 lembar pada harga Rp 700 per lembar. Dengan transaksi tersebut, jumlah saham Png Ewe Chai di perusahaan tersebut kini menjadi 173.948.680 lembar dari sebelumnya 173.741.280 lembar saham.

  1. Heffy Hartono, Direktur Utama PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII)

Heffy Hartono menambah kepemilikannya di PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk dengan membeli saham pada 10 Maret sebanyak 415.800.000 lembar pada harga Rp 110 per lembar. Dengan pembelian tersebut, kepemilikannya di perusahaan tersebut meningkat dari 146.800.000 (1,56%) menjaadi 562.600.000 (5,98%).

  1. Francis Lay Sioe Ho, Presiden Direktur PT BFI Finance Indonesia Tbk

Francis Lay Sioe Ho membeli saham PT BFI Finance Indonesia Tbk pada 4 Maret, 6 Maret dan 10 Maret 2020 pada harga Rp 445 per lembar. Jumlah saham yang dibelinya sebanyak 99.300 lembar. Dengan transaksi tersebut jumlah kepemilikannya menjadi 390.296.780 saham (2,444%) dari sebelumnya 390.197.480 (2,444%)

  1. Sutadi, Direktur PT BFI Finance Indonesia Tbk

Sutadi menambah kepemilikan sahamnya di PT BFI Finance Indonesia dengan membeli saham pada  5 Maret dan 11 Maret 2020. Jumlah saham yang dibelinya sebanyak 200.000 lembar pada harga Rp 439 per lembar. Dengan transaksi tersebut, jumlah kepemilikan sahamnya kini menjadi Rp 21.582.800 (0,135%) dari sebelumnya 21.382.800 (0,134%).

  1. Ngasidjo Achmad, Direktur Utama PT HK Metals Utama Tbk

Ngasidjo Achmad menambah kepemilikannya di PT HK Metals Utama Tbk dengan membeli sahamnya pada 12 Maret 2020. Jumlah saham yang dibeli sebanyak 7.109.700 lembar pada harga Rp 126 per lembar. Dengan transaksi tersebut kepemilikan sahamnya menjadi Rp 107.109.600 lembar dari sebelumnya 100.000.000 lembar.

  1. Shio Alim Susanto, Direktur Utama PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT)
Baca Juga :   PDB Kuartal II Tumbuh 7,07%, OJK akan Terus Mengawal Pertumbuhan Ekonomi

Shio Alim Susanto menambah kepemilikannya di PT Sriwahana Adityakarta Tbk dengan membeli sahamnya pada 11 Maret 2020. Jumlah saham yang dibeli sebanyak 42.549.600 lembar saham pada harga Rp 80 per lembar. Dengan transaksi tersebut, kepemilikan Susanto menjadi 335.606.100 saham (11,12%) dari sebelumnya 293.056.500 saham (9,71%).

  1. Harry Tjen, Direktur PT Pelita Samudera Shipping Tbk

Harry Tjen menambah kepemilikan sahamnya di PT Pelita Samudera Shipping Tbk dengan membeli saham pada 3-9 Maret 2020. Jumlah saham yang dibeli sebanyak 1.159.400  lembar pada harga Rp 157 per lembar dan Rp 161 per lembar. Dengan transaksi tersebut, kepemilikan saham Harry di perusahaan tersebut menjadi  6.858.600 atau 0,1266% dari sebelumnya 5.699.200 (0,1052%).

  1. Nixon L.P Napitupulu, Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara

Nixon menambah jumlah sahamnya di Bank Tabungan Negara dengan membeli saham pada 6 Maret 2020. Jumlah saham yang dibelinya sebanyak 17.500 lembar saham pada harga Rp 1.680 per lembar. Dengan transaksi tersebut jumlah saham Nixon di bank plat merah ini menjadi 1.075.800 lembar dari sebelumnya 1.058.300 lembar.

  1. Raja Sapta Ervian, Komisaris Utama PT Citra Putra Realty Tbk

Raja Sapta Ervian membeli saham PT Citra Putra Realty Tbk pada 6 Maret 2020 pada harga Rp 2.190 per lembar. Jumlah saham yang dibelinya sebanyak 42.068.200 lembar.  Tidak dijelaskan berapa jumlah kepemilikannya sebelum dan sesudah trasaksi tersebut.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics