Rugi Bersih US$72,38 Juta, Irfan Setiaputra: Fundamental Bisnis Garuda Konsisten Tumbuh

0
169

Meski PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIIA) mencatatkan kerugian sebesar US$72,38 juta, direktur utama menyebut fundamental bisnis perusahaan penerbangan milik negara ini konsisten tumbuh.

Irfan Setiaputra mengatakan fundamental bisnis yang tumbuh ini terefelsi dari kinerja top line Garuda Indonesia. Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Group pada Januari-September 2023 tumbuh 48,32% menjadi US$2,23 miliar.

Pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia hingga Q3-2023 tersebut bersumber dari penerbangan berjadwal yang meningkat 49,02% year-on-year (YoY) menjadi US$1,72 miliar. Pendapatan  dari penerbangan tidak berjadwal sebesar US$274,25 juta, naik 68,46%. Sementara pendapatan lainnya sebesar US$234,91 juta, naik 26,3%.

Irfan mengungkapkan setelah berhasil merampungkan restrukturisasi utang pada akhir 2022 lalu, Garuda Indonesia terus mengakselerasikan berbagai langkah transformatif perbaikan kinerja.

“Dengan indicator kinerja keuangan yang semakin membaik, termasuk posisi EBITDA serta rasio cash flow Perusahaaan, outlook pemulihan kinerja kami harapkan secara bertahap dapat terus berangsur membaik secara konsisten,” ujar Irfan, Kamis (2/11).

Irfan optimistis, fundamental kinerja usaha yang semakin solid pasca-restrukturisasi akan terus berlangsung on the track.

“Di tengah fase pemulihan sektor aviasi pasca-pandemi, tentunya kami menyadari bahwa langkah pemulihan kinerja perlu dilakukan secara prudent dengan memperhatikan shifting behavior masyarakat dalam bermobilisasi usai pandemi dinyatakan berakhir. Selain itu, isu supply chain di tengah gerakan masif restorasi armada berbagai maskapai global menjadi salah satu tantangan tersendiri dalam upaya kami memaksimalkan ketersediaan alat produksi,” ujarnya.

Baca Juga :   Dirut Garuda Janji Sebelum Tutup Tahun 2022 Bisa Penuhi Persyaratan agar Suspensi Saham GIAA Dibuka

Irfan menjelaskan, langkah tersebut akan diselaraskan dengan berbagai inisiatif strategis seperti peningkatan kapasitas produksi, di mana sejak pertengahan tahun 2023 Garuda Indonesia mulai merealisasikan proses delivery lima armada narrow body secara bertahap.

Di sisi lain, optimalisasi jaringan penerbangan juga akan terus dilaksanakan melalui peningkatan frekuensi penerbangan pada berbagai rute berkinerja positif.

“Melalui optimalisasi jaringan penerbangan tersebut, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan peningkatan rata-rata trafik penerbangan mencapai 5 ribuan penerbangan per bulan pada kuartal 3 tahun ini. Hal tersebut turut tercermin dalam tingkat utilisasi armada sebesar 9:12 per hari pada periode September 2023 untuk keseluruhan operasional penerbangan,” jelas Irfan.

Solidnya pertumbuhan kinerja usaha juga terlihat dari tren pertumbuhan kinerja operasi, di mana hingga periode Q3-2023 (Januari-September 2023) Garuda Indonesia secara Group berhasil mengangkut sebanyak 14,28 juta penumpang, tumbuh 36,05 persen dibandingkan capaian angkutan penumpang pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Pada periode yang sama, Garuda Indonesia sebagai main brand juga mencatatkan pertumbuhan angkutan penumpang sebesar 55,48 persen menjadi 5,76 juta penumpang—terdiri dari 4,58 juta penumpang domestik dan 1,18 juta penumpang internasional yang masing-masing tumbuh secara signifikan sebesar 41,44 persen dan 153,75 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga :   Sambut Gelaran MotoGP di Mandalika, Garuda Indonesia Siapkan 236 Penerbangan Dari dan Menuju Lombok

Tren positif tersebut turut diperkuat oleh optimisme dari sisi tingkat keterisian pesawat atau Seat Load Factor (SLF), di mana pada periode Januari-September 2023 Garuda Indonesia berhasil mencatatkan SLF sebesar 71,02 persen atau 7,72 persen lebih tinggi dibandingkan capaian pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar 65,93 persen.

Selain itu, dengan komitmen yang tinggi terhadap service excellence, Garuda Indonesia berhasil mempertahankan tingkat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP) dengan capaian 87,8 persen dari total 44.353 keberangkatan pada periode Januari-September 2023.

Lebih lanjut, tren pertumbuhan bisnis kargo Garuda Indonesia Group juga mulai terlihat melalui catatan angkutan kargo yang mencapai 44.180,27 ribu ton pada periode Q3-2023, atau tumbuh sebesar 14,17 persen dibandingkan angkutan kargo pada Q2-2023 yang tercatat sebesar 38.697,83 ribu ton.

“Dengan peluang bisnis kargo yang semakin menjanjikan pasca-pandemi, pada pertengahan Oktober 2023 lalu, kami juga telah melakukan uji coba pengoperasian pesawat freighter narrow body, dengan fokus pengembangan pasar general commodity dan sektor komoditas ekspor. Harapannya, melalui uji coba tersebut, optimalisasi pasar kargo menggunakan pesawat freighter narrow body tersebut dapat segera direalisasikan mulai akhir tahun ini,” jelas Irfan.

Baca Juga :   Sambut Peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia, Garuda Indonesia Luncurkan Program Travel Deals Spesial Kemerdekaan

Terkait rugi bersih sebesar US$72,07 juta, Irfan mejelaskan hal tersebut terjadi karena sejumlah faktor. Selain karena penerapan standar akuntansi PSAK 73 yang mengatur pembukuan transaksi sewa pada beban operasi, juga terjadi karena  volatilitas kurs hingga berbagai aspek makro ekonomi seperti fluktuasi harga avtur.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics