
Rencana Pembentukan IFG Life untuk Perubahan di Industri Asuransi

Jajaran direksi holding perusahaan asuransi dan penjaminan BUMN, Indonesia Financial Group/Iconomics
Holding perusahaan asuransi dan penjaminan BUMN, Indonesia Financial Group (IFG), akan mendirikan anak usaha asuransi jiwa bernama IFG Life. Pendirian perusahaan asuransi jiwa baru ini diharapkan membawa marwah baru terhadap industri asuransi jiwa nasional.
Direktur Bisnis IFG Pantro Pander Silitonga mengatakan, pihaknya telah diberikan amanah oleh Kementerian BUMN untuk membangun perusahaan asuransi jiwa yang dapat bersaing dan menjadi pionir terhadap industri dengan memiliki model bisnis yang berbeda, yakni dengan memasarkan produk proteksi dan dana pensiun (dapen).
Menurut Pantro, melihat portofolio produk industri asuransi jiwa saat ini, 65% merupakan produk unit link, sementara 25% merupakan produk endowment atau anuitas. Jadi, 90% dari pangsa pasar asuransi jiwa di Indonesia saat ini terdiri dari produk yang lebih bersifat investasi.
“Di sini kami merasa sebagai asuransi milik negara yang diberikan mandat untuk memberi perubahan terhadap industri asuransi. Kami merasa penting untuk mengembalikan marwah asuransi kepada proteksi dan memberikan perlindungan kepada masyarakat,” kata Pantro saat telekonferensi pers secara daring, Selasa (20/10).
Karena itu, kata Pantro, IFG Life akan menawarkan produk-produk asuransi jiwa yang lebih berorientasi kepada proteksi yang relevan bagi kebutuhan masyarakat saat ini. Dengan merebaknya situasi pandemi Covid-19, kesadaran masyarakat meningkat terhadap kepentingan perlindungan kesehatan sehingga anak usaha ini akan dibangun untuk menyediakan platform yang bersifat best-in-class dan memberikan perlindungan yang terjangkau bagi masyarakat, melalui kerja sama dengan berbagai instansi pemerintah seperti BPJS.
“Kita akan membangun produk yang memberikan perlindungan kesehatan, dan juga kalau ada produk yang sifatnya perlindungan masa depan kita gabungkan, di mana porsi proteksinya jauh lebih besar dan melakukan kurasi atas bagaimana mengelola finansial dengan baik,” kata Pantro.
Semantara dari sisi pangsa pasar, kata Pantro, pihaknya akan mengandalkan kemitraan dan sinergi dengan ekosistem di BUMN menggunakan model distribusi affinity model. Artinya, perusahaan akan menggarap masing-masing BUMN secara grup polis dan terhadap para pegawainya dengan employee benefits, juga kepada pelanggan BUMN.
“Jadi 3 layer yang kami garap di ekosistem BUMN: korporasi, pegawai, dan customer. Kami memulai di ekosistem BUMN sebelum keluar di pasar bebas,” kata Pantro.
Selain itu, kata Pantro, holding juga sedang mempersiapkan tenaga SDM serta daya teknologi yang mumpuni agar dapat menopang operasionalisasi dari perusahaan ke depannya. IFG bahkan sudah menyeleksi sebanyak 1.100 productive agent sebagai kekuatan pemasaran di IFG Life dan menyiapkan SOP serta teknologi informasi yang mumpuni.
Leave a reply
