Rencana Bisnis Krakatau Steel Tahun 2023: Melunasi Utang, Right Issue Hingga IPO Anak Usaha

0
685

Perusahaan baja milik negara, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) memiliki sejumlah rencana bisnis strategis pada tahun 2023, dari melunasi utang Trance B senilai US$524 juta hingga right issu dan Initial Public Offering (IPO) salah satu anak usaha. Berbagai inisiatif ini diharapkan makin menyehatakan perusahaan baja ini sehingga makin berjaya di negeri sendiri.

Sebanyak US$200 juta utang Trance B sudah dibayarkan pada tahun 2021 lalu. Seharusnya, sisa US$524 juta beres pada tahun 2022 ini. Tetapi Krakatau Steel minta perpanjangan hingga tahun 2023.

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Silmy Karim mengungkapkan sumber dana untuk pelunasan utang Trance B US$524 juta ini, sudah disiapkan. Pertama, ada US$120 juta dana internal yang sudah siap. “US$120 juta sudah ready dari internal. Memang belum ada di KS induk, tetapi itu sudah siap US$120 juta,” ujar Silmy dalam acara papran publik, Jumat (30/12). Dana US$120 juta ini ditargetkan akan digunakan untuk melunasi utang Trance B paling lambat Oktober 2023.

Baca Juga :   Perluas Jaringan Pelabuhan, Anak Usaha Krakatau Steel Jalin Kerja Sama dengan Jasa Armada Indonesia

Kedua, divestasi anak usaha. Ada tiga anak usaha yang akan dilego untuk melunasi utang Trance B ini. Silmy mengatakan proses penjualan saham tiga anak usaha ini sudah final dan diperkirakan nilainya mencapai US$200 juta. Ketiga anak usaha tersebut adalah PT Krakatau Daya Listrik (KDL) kepemilkan yang dijual sebsar 70%; PT Krakatau Tirta Industri (KTI) sampai (up to) 49%, dan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) sampai 49%. “Kita sesuai dengan Master Restructuring Agreement (MRA). Jadi, untuk KDL itu MRA sampai 100% tetapi kita masih remain 30%. Untuk KTI sampai 49%, kemudian KBS juga sampai 49%,” ujar Silmy.

Silmy masih belum membuka identitas calon pembeli ketiga anak usaha Krakatau Steel tersebut. “Nanti setelah tanda tangan shareholder agreement dan conditional sale and purchase agreement kita akan disclose. Karena ini masih dalam proses klarifikasi, negosiasi, dan juga penetapan pemenang,” jelasnya.

Pastinya, tambah Silmy proses penjualan tiga anak usaha tersebut melibatkan pihak independen. Tak hanya itu, untuk memastikan kepatuhan dari sisi Good Corporate Governance (GCG), proses divestasi ini juga melibatkan Kejaksaan Agung. Proses divestasi ini ditargetkan selesai pada kuartal pertama 2023.

Baca Juga :   Komisi VII DPR dan KS Saling Jawab soal Industri Baja Berujung Pengusiran Dirut

Selanjutnya, sumber dana ketiga untuk pelunasan utang Trance B pada tahun 2023 adalah dari penjualan aset tanah senilai US$70 juta. “Itu sudah done, hari Rabu kemarin sehingga kita ready. Kita akan bayarkan untuk membayar sebagian dari dari Trance B, hari ini rencananya, kurang lebih US$70 juta,” beber Silmy.

Kemudian sumber dana yang lain adalah dari cash lap senilai US$100 juta. “Cash lap itu adalah istilah internal dalam kita menghimpun dana dari percepatan account receivable kemudian juga dari inventori. Itu kita hitung bisa ada US$100 juta,”jelas Silmy. Dana ini diperkirakan akan tersedia pada kuartal kedua 2023.

Jadi, total semua sumber dana ini sebesar US$490 juta. Masih kurang US$34 juta untuk melunasi semua utang Trance B sebesar US$524 juta. Sisanya, jelas Silmy diperoleh dari cash flow internal. “Kita lihat sepanjang tahun nanti berapa yang kita bisa sisihkan untuk itu dan kita optimis itu bisa,” ujarnya.

Halaman Berikutnya
1 2

Leave a reply

Iconomics