Re.juve: Tidak Sekadar Jadi Jus

Berdiri sejak 2014, Re.juve hadir tidak sekadar menjadi minuman kesehatan tapi juga menyenangkan. Gagasan ini memang sudah disiapkan sejak awal ketika ingin menciptakan produk makanan dan minuman baru.

“Kita harus berhati-hati dan jangan tanggung-tanggung. Jadi harus ada tujuannya: mengapa kita ingin lakukan ini dan mengapa perusahaan ini harus ada. Kalau hanya sekadar ingin bikin, maka tidak panjang,” tutur CEO dan Presiden Direktur PT Sewu Segar Primatama (produsen cold-pressed jus dengan merek dagang Re.juve) Richard Anthony dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (2/9).

Menurut Richard, jika membuat Re.juve hanya sebagai jus, maka sebenarnya itu tidak terlalu berarti. Makanya dari awal misi yang disusun Re.juve ada untuk membantu pelanggan mendapatkan kesenangan hidup lewat makanan dan minuman yang sehat.

Lantas mengapa harus happier, bukankah maksudnya mau sehat? Kata Richard, jika dipikirkan dengan sangat hati-hati dan secara realistis, sehat itu nggak cukup. Apalagi diketahui salah satu bisnis yang berkembang pesat adalah makanan dan minuman yang mungkin sebetulnya tidak baik untuk kesehatan.

“Kenapa itu sukses dan berkembang karena untuk kebanyakan masyarakat khususnya anak muda rasa itu nomor satu. Jadi, kalau kita ingin membantu orang sehat, maka kita juga harus lakukan dengan cara menyenangkan,” kata Richard.

Karena itu, kata Richard, soal Re.juve ini harus enak dan sehat. Meski mengusung gagasan demikian, Re.juve hadir juga tidak bermaksud mengadvokasi orang-orang untuk diet. Juga tidak berkompetisi dengan restoran dengan mengkampanyekan minum Re.juve tapi jangan makanan di restoran.

“Tidak begitu konsepnya. Kita tujuannya adalah menjadi mitra – melengkapi. Intinya kita ingin membantu masyarakat untuk bijak membuat keputusan atas apa yang mereka konsumsi sehari-hari. Dengan demikian, mereka bisa enjoy your life to the fullest suitanable healthy lifestyle,” kata Richard.