Pusvetma Kementan Optimistis Vaksin PMK Akan Selesai Sesuai Target

0
470
Reporter: Rommy Yudhistira

Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Kementerian Pertanian (Kementan) sedang memproses pembuatan vaksin untuk mengatasi persoalan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak. Instruksi itu pembuatan vaksin setelah PMK muncul di Jawa Timur sebelum Hari Raya Idulfitri.

“Saya tadi menyaksikan sendiri saat ini proses pengembangan produksi vaksin PMK sedang berlangsung sejak Bapak Menteri (Syahrul Yasin Limpo) menginstruksikan Pusvetma memproduksi kembali vaksin PMK,” kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

Kuntoro mengatakan, vaksinasi menjadi solusi dan harapan bagi peternak di seluruh Indonesia. Kehadiran vaksin itu nantinya diharapkan dapat menghilangkan wabah dan Indonesia menjadi negara yang bebas dari PMK.

Sementara itu, Kepala Pusvetma Edy Budi Susila menyebutkan, proses pengembangan produksi vaksin PMK telah dilakukan sejak turunnya instruksi Mentan Syahrul Yasin Limpo. Proses pengembangan produksi vaksin PMK oleh Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) sejatinya pernah dilakukan untuk membebaskan Indonesia dari PMK pada 1983-1986.

“Proses pengembangan produksi vaksin di Pusvetma dimulai kembali dan saat ini telah memasuki purifikasi isolate dan phase ke-6,” ujar Edy.

Baca Juga :   3 Kebijakan untuk Genjot Konsumsi Domestik dan Investasi demi Target 2020

Berdasarkan pengalaman itu, kata Edy, pihaknya optimistis mampu mengembangkan vaksin dalam negeri untuk mengatasi wabah PMK baik saat ini maupun untuk masa mendatang. Proses pembuatan vaksin PMK ini disebut menggunakan teknologi tissue culture dengan sel BKH 21.

“Vaksin bersifat inaktif dan diformulasikan  dengan adjuvant,” kata Edy.

Akan tetapi, kata Edy, pembuatan vaksin PMK memerlukan proses lantaran Pusvetma sebelumnya memang tidak memproduksi vaksin untuk penyakit tersebut sejak Indonesia dinyatakan bebas PMK tanpa vaksinasi oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) pada 1990.

Namun, kata Edy, Pusvetma mampu mengembangkan produksi vaksin yang dibutuhkan walau memerlukan berbagai penyesuaian. Karena itu, Pusvetma optimistis vaksin PMK bisa selesai berbekal pengalaman kerja sama dengan para dokter hewan senior yang ada di Indonesia.

“Pusvetma akan memaksimalkan kekuatan sumber daya manusia (SDM) dan peralatan yang ada di fasilitas produksi vaksin Pusvetma. Pusvetma akan mengerahkan semua pegawai untuk bahu-membahu dalam bekerja, agar vaksin yang ditunggu oleh seluruh peternak ini dapat segera terealisasi,” kata Edy.

Leave a reply

Iconomics