Pupuk Indonesia Jamin Pasokan Pupuk Subsidi Aman, Meski Ada Konflik Rusia dan Ukraina

0
515

PT Pupuk Indonesia (Persero) yang ditugasi untuk memproduksi dan menyalurkan pupuk bersubsidi menjamin produksi pupuk Urea dan NPK pada tahun ini aman, meski ada perang antara Rusia dan Ukraina. Selama ini, pasokan kalium klorida (KCl) untuk bahan baku pupuk NPK di Pupuk Indonesia diimpor dari Rusia dan Belarusia.

Terkait pupuk subsidi, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian No.10 tahun 2022. Dalam beleid baru ini, hanya ada dua jenis pupuk subsidi yaitu Urea dan NPK.

“Pupuk Indonesia memastikan pabrik kami baik Urea maupun NPK beroperasi dengan baik dan kami juga mengembangkan sistem distribusi yang dapat menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai alokasi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sesuai peraturan yang berlaku,” ujar Gusrizal, Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordiantor Bidang Perekonomian, Jumat (15/7).

Gusrizal mengatakan tahun ini, Pupuk Indonesia merencanakan produksi pupuk Urea sebanyak 8,09 juta ton, ditambah sisa stok yang selalu dialokasikan di awal tahun sekitar 867.781 ton. Sehingga, secara total stok produksi pupuk Urea Perseroan pada tahun ini sekitar 8,9 juta ton.

Baca Juga :   Pupuk Indonesia Tidak Membuat Aturan Pembelian Paket Pupuk Subsidi dan Non Subsidi

Pemerintah saat ini mengalokasikan kuota pupuk subsidi untuk jenis Urea sebanyak 4,1 juta ton.”Jadi, setidaknya kami mempunyai cadangan sekitar 4 juta ton lagi, kalau ada kebutuhan-kebutuahan subsidi,” ujarnya.

Sementara itu, untuk pupuk NPK, Gusrizal mengatakan rencana produksi pada tahun ini sebanyak 3,08 juta ton, ditambah stok di awal tahun sebanyak 331.794 ton. Sehingga, total stok produksi pupuk NPK sekitar 3,4 juta ton.

Alokasi kuota subsidi untuk pupuk NPK dari pemerintah sebanyak 2,4 juta ton.”Kami berharap ini cukup untuk memenuhi kebutuhan,” ujarnya.

Gusrizal menyampaikan terima kasih kepada pemerintah atas dukungan pasokan bahan baku yaitu gas bumi sebagai bahan baku utama. Selain itu, meski ada perang Rusia dan Ukraina, pasokan bahan baku untuk NPK utamanya unsur Phosphat (P) dan Kalium (K) masih terjamin.

“Kalau P kita masih ada sedikit longgar karena itu rata-rata dari Afrika Utara dan Timur Tengah. Tetapi kalau K itu kita dapat dari Kanada, Belarusia dan Rusia. Jadi memang daerah-daerah itu daerah konflik. Kami menyampaikan terima kasih kepada Presiden RI yang telah mengusahakan pasokan KCL (kalium klorida) dari Rusia,” ujarnya.

Baca Juga :   Pupuk Indonesia Proyeksikan Pendapatan dan Laba Tahun Ini Menurun Akibat Pandemi

Terkait distribusi pupuk subsidi, Gusrizal mengatakan Pupuk Indonesia terus melakukan penyempurnaan sistem digitalisasi penyaluran pupuk subsidi. Perseroan telah mengembangkan sistem digital dari Lini 1 sampai Lini 3 dan sekarang lagi mengembangakan dari Lini 3 ke Lini 4.

“Kami juga sedang mengembangkan produk tracking dari pergerakan pupuk kami dari Lini 3, gudang provinsi ke kios penyalur atau retailer. Kami juga mengembangkan distribution planing and control system. Jadi, kami mempunyai control room untuk melihat stok di seluruh kabupaten di seluruh Indonesia. Setiap pagi kami memonitor mana stok yang kuning, mana stok yang hijau, itu yang menjadi bahan kami untuk melakukan pengiriman, penyempurnaan atau perbaikan-perbaikan kendala di penyaluran karena ada faktor cuaca dan faktor-faktor lainnya,” ujar Gusrizal.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics