Presiden Joko Widodo: Digitalisasi Bisa Membawa Indonesia Jadi Ekonomi Terbesar ke-7 Dunia

0
629

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan digitalisasi yang kian marak saat ini harus dikawal dan difasilitasi agar bisa tumbuh secara sehat untuk mendukung kemajuan ekonomi. Bila hal itu dilakukan dengan cepat dan tepat, maka digitalisasi ini akan membawa Indonesia menjadi raksasa digital sekaligus ekonomi terbesar dunia.

Presiden menyampaikan gelombang digitalisasi yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, yang dipercepat oleh pandemi Covid-19, harus disikapi dengan cepat dan tepat.

Di sektor keuangan, kemunculan bank berbasis digital dan asuransi berbasis digital serta berbagai macam e-payment harus didukung. Demikian juga fintech termasuk fintech syariah serta fenomena sharing economy yang semakin berkembang dari yang berbasis peer to peer hingga business to business.

Tetapi, pada saat yang sama, Presiden mengaku juga memperoleh informasi banyak penipuan dan tindak pidana keuangan telah terjadi akibat perkembangan digital ini. Masyarakat bawah ada yang tertipu dan terjerat bunga tinggi oleh pinjaman online yang ditekan dengan berbagai cara untuk mengembalikan pinjamannya.

“Oleh karena itu perkembangan yang cepat ini harus dijaga, harus dikawal dan sekaligus difasilitasi untuk tumbuh secara sehat untuk perekonomian masyarakat kita. Jika kita kawal secara cepat dan tepat Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi raksasa digital setelah China dan India dan bisa membawa kita menjadi ekonomi terbesar dunia ke-7 di 2030,” ujar Presiden dalam sambutan pada acara OJK Virtual Innovation Day 2921, Senin (11/10).

Baca Juga :   Pemegang Polis Senilai Rp187 Miliar Tolak Beralih ke IFG Life, OJK Tunggu Rencana Aksi Kementerian BUMN & Jiwasraya

Presiden menambahkan momentum perkembangan digitalisasi ini harus disambung dengan upaya membangun ekosistem keuangan digital yang kuat dan berkelanjutan, yang bertanggung jawab, memiliki mitigasi risiko atas kemungkinan timbulnya permasalahan hukum dan permasalahan-permasalahan sosial untuk mecengah kerugian dan meningkatkan perlindungan kepada masyarakat.

Pembiayaan fintech juga harus didorong untuk kegiatan produktif, memberikan kemudahan akses bagi masyarakat yang tidak terjangkau layanan perbankan, mebantu pelaku UMKM agar lebih banyak melakukan transaksi digital yang minim aktifitas fisik serta membantu UMKM untuk naik kelas dan go digital.

“Saya titip kepada OJK dan para pelaku usaha dalam eksosistem ini untuk memastikan inkluasi keuangan yang kita kejar yang harus diikuti percepatan literasi keuangan dan literasi digital agar kemajuan inovasi keuangan digital memberikan manfaat bagi masyarkat luas dan mendorong perekonomian yang inklusif,” ujar Presiden.

Inklusi keuangan, tambah Presiden, juga harus memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat khususnya masyarakat lapisan menengah ke bawah, menjadi solusi untuk menekan ketimpangan sosial dan menjangkau segmen masyarakat yang belum tersentuh sistem keuangan konovensional.

Baca Juga :   OJK Klaim Lakukan Pengawasan hingga Penegakan Hukum di 2019

Provider keuangan digital juga harus berorientasi Indonesia centris, tidak hanya berpusat di Jawa saja tetapi membantu mempercepat transformasi keuangan digital hingga pelosok, ke seluruh penjuru tanah air kita. Oleh karena itu saya minta kepada seluruh industri jasa keuangan untuk melaksankan program literasi keuangan dan literai digital mulai dari desa, mulai dari pinggiran, bukan hanya agar masyarakat bisa memanfaatkan jasa dari industri keuangan tetapi juga untuk memfasilitasi kewirausahaan mereka dengan risiko yang rendah,” ujarnya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics