Presiden Ingatkan Lagi ke Jajarannya, Indonesia Hadapi Tantangan Energi dan Pangan

0
540

Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan kepada seluruh jajaran menteri, pejabat negara hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar memiliki kepekaan (sense of crisis) yang terjadi saat ini. Ia menyebut ada 2 tantangan berat saat ini, yakni energi dan pangan.

“Problem sekarang ini ada dua yang berat, urusan energi artinya apa BBM, bensin, gas, listrik. Yang kedua, pangan. Di seluruh negara di manapun dua persoalan ini menjadi masalah besar. Bensin, coba dilihat kenaikannya sangat tinggi sekali di negara-negara selain kita. Singapura sekarang harga BBM sudah Rp32.000, Jerman sudah di angka Rp31.000, Thailand Rp20.000. Kita ini, kita Pertalite masih Rp7.650, sekali lagi Rp7.650, Pertamax Rp12.500. Yang lain sudah jauh sekali,” kata Jokowi dalam keterangan resmi.

Ia menceritakan latar belakang harga tersebut masih sebesar itu, karena Indonesia tahan terus. Namun, masalahnya subsidi pun akan semakin membesar.

“Kapan kita bisa menahan, sampai kapan kita bisa menahan ini? Ini pekerjaan kita bersama-sama. Sehingga saya minta kementerian/lembaga, pemerintah daerah, sekali lagi, memiliki sense yang sama. Berat nahan harga seperti itu, berat,” kata Presiden.

Baca Juga :   Presiden: 2 Juta Kendaraan Listrik Sudah Bisa Digunakan Masyarakat pada Tahun 2025

Ia pun memaparkan harga beras di Indonesia lebih rendah. “Beras, di kita masih Rp10.700, di negara lain sudah naik segitu tingginya, ada yang sudah naik 30%, ada yang sudah 40%, ada yang sudah di atas 60%. Dan inflasi larinya kalau sudah semua barang naik, naik, naik, artinya kenaikan inflasi pasti terjadi. Di Amerika itu ndak pernah lebih dari 1%, sekarang coba dilihat Amerika sudah di angka berapa? 8,3%,” cerita Jokowi.

Ia bersyukur Indonesia masih di 3,5%. Namun, hal tersebut karena Indonesia menahan kenaikan harga Pertalite, gas, dan listrik.

Oleh karena iru, Presiden berpesan APBN harus dipegang erat agar pemanfaatannya bisa betul-betul fokus ke titik tujuan.

“Seperti yang saya sampaikan di Bali, karena ini uang rakyat, APBN, APBD, di BUMN, ini uang rakyat, ya jangan dong kita belikan barang-barang impor. Keliru besar sekali kita kalau melakukan itu. Sehingga muncul Bangga Buatan Indonesia ini, akan saya ikuti terus,” kata Presiden.

Presiden juga meminta kepada gubernur, bupati, wali kota, sekda memasukkan produk-produk unggulan pada E-Katalog lokal.

Leave a reply

Iconomics