
Presiden Direktur IBC: Beralih ke Kendaraan Listrik Itu Keniscayaan

Presiden Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC)Toto Nugroho/Theiconomics
Presiden Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengatakan beralih dari kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan berbasis listrik atau electric vehicles (EV) adalah sebuah keniscayaan.
Apalagi salah satu dari empat komitmen dari pertemuan iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, beberapa waktu lalu adalah akselerasi penggunaan EV.
Toto mengatakan emisi CO (Karbon Monoksida) dan CO2 (Karbon Dioksida) yang dihasilkan dari penggunaan kendaraan pribadi berbasis BBM selama setahun mencapai 4 ton. Jumlah emisi tersebut berkurang menjadi 1,3 ton per tahun bila menggunakan EV yang terkoneksi ke jaringan listrik berbasis fosil. Nilai emisi akan menjadi 0 apabila menggunakan EV yang berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) seperti panas bumi, surya, dan tenaga angin.
“Karena itu, kami rasa sangat penting untuk kita sadari bahwa transisi ke EV kedepan adalah suatu keniscayaan,” ujar Toto pada acara Economic Outlook yang digelar Beritasatu, Rabu (24/11).
Toto mengatakan secara internasional, negara-negara Scandinavia seperti Norwegia, Denmark dan Swedia merupakan negara yang menjadi pelopor berpaling dari kendaraan berbasis BBM.
“Norwegia sendiri tahun 2025 sudah menargetkan dia menjadi 100% berbasis EV. Begitu juga negara-negara besar seperti China, 2035 mereka akan berbasis EV semua,” ujarnya.
Indonesia sendiri, menurut Toto baru tahun 2050 melarang menggunakan kendaraan berbasis BBM sesuai dengan target net zero emision pada tahun 2060.
Seiring dengan peralihan ke EV tersebut, permintaan akan EV dan baterai diperkirakan akan terus meningkat. Saat ini, secara global pertumbuhan permintaan EV mencapai 26% per tahun. Di Denmark, penjualan kendaraan EV sekitar 20-23% per tahun. Trennya akan terus meningkat dengan meningkatnya konversi dari mobil-mobil BBM ke mobil EV.
Untuk Indonesia sendiri, menurut Toto, sesuai program pemerintah, pada tahun 2035 jumlah kendaraan roda empat berbasis listrik diperkirakan mencapai 400 ribu unit dan sepeda motor sebanyak 3 juta unit.
Selain permintaan dari EV permintaan baterai juga akan meningkat dari energi berbasis EBT untuk Energy Storage System.
“Jadi, segmen itulah yang men-drive baterai EV, kebutuhan kita ke depan, dan ini merupakan suatu hal yang sangat strategis,” ujarnya.
Leave a reply
