Praktisi Public Relations Dituntut untuk Selalu Beradaptasi

0
1074

Seperti halnya profesi lainnya, profesi public relations (PR) juga dituntut untuk selalu beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi. Pandemi Covid-19 selama hampir setahun terakhir ini membawa perubahan yang besar pada perilaku manusia yang juga tentu membawa perubahan dalam cara kerja para praktisi PR.

Heri Rakhmadi, Wakil Ketua Umum I Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) mengatakan saat ini para praktisi PR masuk ke dalam perubahan yang sangat pesat dan cepat. Mulai dari overload informasi dimana muncul banyak media digital, media sosial dan sebagainya. Pandemi yang terjadi selama setahun terakhir ini juga berpengaruh pada profesi humas yang melekat dengan tindakan kontak antar person, tetapi karena pandemi digantikan dengan kontak melalui alat.

Pandemi ini juga diiringi dengan dengan infodemik yaitu persoalan-persoalan yang muncul dari distorsi informasi yang berkembang di masyarakat dalam bentuk hoax dan sebagainya. Dunia PR pun dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini.

“Di tengah perubahan yang sangat cepat ini saya kira apa yang dituliskan oleh Pak Agung Laksamana sebagai Ketua Umum Perhumas, ‘Adapt or Die’ ini sangat penting untuk diresapi, dipelajari, dijadikan referensi untuk melakukan perubahan-perubahan ke depan,” ujar Heri dalam diskusi PR Trends & Outlook 2021 sekaligus peluncuran buku ‘Adapt or Die’ yang ditulis Ketua Umum Perhumas Agung Laksamana, Selasa (12/1).

Baca Juga :   3 Hal Penting yang Perlu Diketahui soal Humas, Apa Saja?

Karena itu, Heri mengatakan praktisi humas harus terus mengasah kemampuannya dengan terus belajar dan belajar. Selain itu juga harus terus berinovasi dan berkolaborasi.

Khususnya untuk government PR, Heri melihat ada sedikit keterlambatan dalam mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan yang terjadi dalam dunia PR. “Saya kira saat ini waktunya bagi praktisi government PR untuk memperecepat gerak langkahnya untuk mengejar apa yang terjadi saat ini  dan ke depan,” ujarnya.

Diskusi PR Trends & Outlook 2021 menghadirkan lima pembicara yaitu Krsti Nelwan, Head of Communication Unilever Indonesia; Anita Bernardus, Deputy Director Corporate Affairs APRIL Group; Puni A. Anjungsari, Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia; Chatrine Siswoyo, Head of Communications TikTok Indonesia; dan Nuraini Razak, Vice President (VP) of Corpo­rate Communications Tokopedia.

Kristy Nelwan, Head of Communication Unilver Indonesia mengatakan sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi penuh ketidakpastian (uncertainty) dan perubahan perilaku akibat pandemi Covid-19, tahun 2020 lalu Unilever Indonesia menyederhanakan fokus perusahaan ke dalam tiga fokus saja yaitu fokus pada kesehatan dan keselamatan karyawan; fokus pada ketersediaan produk sesuai dengan permintaan konsumen dan berkontribusi membantu masyarakat Indonesia melalui berbagai program sosial perusahaan.

Baca Juga :   Alih-alih Menghilangkan, AI Bantu Memudahkan Pekerjaan Kehumasan

Dari sisi komunikasi untuk menghadapi dua tantangan besar selama masa pandemi yaitu ketidakpastian dan perubahan perilaku, Kristy mengatakan komunikasi harus dilakukan dengan intens, targeted, transparan, clarity dan engagement.

Hal senada juga disampaikan Anita Bernardus, Deputy Director Corporate Affairs APRIL Group. Ia mengatakan pendekatan yang dilakukan oleh APRIL Group selama masa pandemi tidak terlalu berbeda dengan yang dilakukan oleh Unilever Indonesia dimana fokus pertama adalah keselamatan karyawan.

“Kalau approach kita ke stakeholder eksternal, kita masih transparan, dan kita masih mengemukakan apa yang kita lakukan secara reguler. Crisis communication kita masih terus ada, masih aktif. Kita masih ada serangan, masih ada tuduhan dan kita menjawabnya seperti yang biasa kita lakukan yaitu dengan transparan dan apa adanya,” ujar Anita.

Puni A. Anjungsari, Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia mengatakan pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini memang merupakan sebuah krisis yang unprecedented. “Pada awalnya bingung, kaget, dan kita langsung cepat-cepat berpikir bagaimana menangani ini sehingga aset kita yang paling berharga yaitu para karyawan itu mereka tetap sehat dan selamat dan tetap bisa produktif untuk melayani para nasabah Citi,” ujarnya.

Baca Juga :   Asuransi Astra Peroleh Penghargaan dari AMEC Berkat Kegiatan Komunikasi Berdampak

Puni mengatakan dalam beberapa tahun terakhir Citi memang memprioritaskan digitalisasi dalam pelayanan perbankan. Pandemi membuat proses digitalisasi itu dipercepat secara luar biasa. “Solusi-solusi digital kita yang tadinya kita pikirkan akan launch dua tahun lagi atau lima tahun lagi, tiba-tiba kita mulai berpikir untuk meluncurkan itu dalam waktu dua bulan hingga lima bulan. Karena kita juga memperhatikan kesehatan dan keselamatan nasabah kita sehingga solusi digital yang kita sajikan buat mereka harus segera diluncurkan,” ujarnya.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics