
Potong Gaji Karyawan, Siasat Garuda Tetap Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Ilustrasi/Okezone
Wabah Covid-19 membuat industri penerbangan kehilangan banyak penumpangnya. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Februari 2020 sebanyak 5,8 juta orang atau turun 8,08% dibanding bulan sebelumnya.
Kondisi ini pun membuat perusahaan penerbangan harus mengencangkan ikat pinggang. Salah satu upaya yang dilakukan oleh manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah memotong gaji karyawannya untuk memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan tetap terjaga ditengah tekanan kinerja industri penerbangan dunia yang disebabkan oleh Pandemi Covid-19.
“Dapat kami pastikan pemotongan gaji ini bersifat penundaan, perusahaan akan mengembalikan akumulasi pemotongan pada saat kondisi memungkinkan, sejalan dengan performa kinerja perusahaan kedepannya. Adapun untuk kebijakan Tunjangan Hari Raya tetap akan kami berikan sesuai aturan yang berlaku,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam pernyataan tertulis yang diterima Iconomics, Jumat (17/4).
Irfan menjelakan pemotongan gaji dilakukan secara proporsional mulai dari level direksi/komisaris hingga staf mulai dari 10% untuk level staf hingga 50% untuk direksi dan komisaris.
Langkah tersebut, jelasnya, merupakan opsi terbaik yang bisa diambil oleh perusahaan saat ini ditengah tantangan kinerja operasional yang terdampak secara menyeluruh pada lini bisnis sektor penerbangan.
“Kebijakan ini kami ambil dengan pertimbangan yang sangat mendalam atas kondisi perusahaan saat ini yang kami percaya dapat dan akan terus bertahan melewati masa yang kurang menguntungkan bagi industri penerbangan, sehingga kembali siap dan mampu untuk kembali menjalankan layanan operasional secara optimal kedepannya,” ujarnya.
Sebagai national flag carrier, Garuda Indonesia berkomitmen untuk terus beroperasi menunjang kebutuhan masyarakat baik dari layanan logistik maupun operasional penerbangan. Untuk itu, Garuda Indonesia harus mempertimbangkan berbagai hal untuk memastikan perusahaan tetap berkinerja dengan maksimal.
Sepanjang 2019 lalu, Garuda membukukan kinerja keuangan yang sudah membaik. Total pedapatan pada 2019 lalu sebesar US$ 4,57 miliar. Sedangkan tahun sebelumnya, jumlah pendapatan sebesar US$ 4,33 miliar.
Tak hanya pendapatan yang naik, Garuda juga sudah membukukan laba usaha sebesar US$ 147,01 juta. Pada tahun 2018, pos ini masih tercatat rugi sebesar US$ 199,1 juta.
Leave a reply
