
PMN untuk Waskita Karya akan Memperbaiki Performa Perusahaan

Direktur Utama (Dirut) Waskita, Destiawan Soewardjono
PT Waskita Karya (Persero) mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp3 triliun untuk tahun 2022 mendatang. Dana tersebut akan digunakan untuk penguatan permodalan dalam rangka restrukturisasi serta tambahan modal kerja dan investasi penyelesaian konstruksi jalan tol.
Direktur Utama Waskita, Destiawan Soewardjono mengatakan PMN yang diajukan pada tahun anggaran 2022 untuk melengkapi PMN tahun 2021 ini yang sebesar Rp7,9 triliun. Ada pun, PMN tahun 2021 ini dialokasikan Perseroan untuk menyelesaikan tujuh ruas tol yaitu Kayu Agung-Palembang-Betung; Bekasi-Cawang-Kampung Melayu; Cimanggis-Cibitung; Ciawi-Sukabumi; Krian-Legundi-Bunder-Manyar; Pasuruan-Probolinggo dan Pejagan-Pemalang.
“Pada tahun 2022 yang kami usulkan adalah untuk ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung sebesar Rp2,004 triliun dan Ciawai-Sukabumi Rp996 miliar. Sehingga total ada Rp3 triliun,” ujar Destiawan saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (1/9).
Untuk ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung, dana PMN tahun 2022 digunakan untuk penguatan permodalan dalam rangka restrukturisasi. Sedangkan, untuk ruas tol Ciawi-Sukabumi, dana PMN digunakan untuk tambahan modal kerja dan investasi penyelesaian konstruksi jalan tol tersebut.
Destiawan mengatakan PMN ini nanti akan berdampak terhadap performa Waskita secara keseluruhan. “Karena tujuannya adalah untuk menyelesaikan ruas-ruas tol yang sekarang ini masih belum selesai 100%. Kalau ini selesai 100%, maka akan lebih mudah kami melakukan divestasi,” ujarnya.
Waskita akan melakukan divestasi atau penjualan 9 ruas tol kepada investor baru. Ke-9 ruas tol tersebut adalah Medan-Kualanamu yang sudah dilepas ke investor asal Hongkong. Kemudian ruas tol lainnya adalah berada di trans Jawa yaitu Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Pasuruhan-Probolinggo, Cimanggis-Cibitung, Cibitung-Cilincing dan Ciawi-Sukabumi.
Sebagian besar dari ruas tol tersebut belum berhasil didivestasikan, selain karena proses konstruksi yang belum selesai 100%, juga karena investor yang hendak membeli melihat tren traffic di ruas tol tersebut. Sementara di sisi lain, dengan kondisi saat ini akibat pandemi, traffic jalan tol masih turun. Karena itulah, menurut Destiawan, proses divestasi tidak bisa dilakukan dengan cepat.
Salah satu investor yang menjajaki pembelian ruas tol Waskita adalah Indonesia Investment Authority (INA). “Kami ada 6 ruas sebetulnya yang sudah bersepakat dengan INA tetapi karena belum selesai semua (konstruksi), sehingga proses negosiasinya agak susah. Mereka melihat trennya dulu seperti apa? Kami menawarkan dengan kondisi cost yang kami keluarkan juga dengan equity sehingga kami tidak begitu saja melepas atas penawaran term kondisi saat ini,” ujarnya.
Terkait restrukturisasi, Destiawan mengatakan Waskita sudah melakukan restrukturisasi dengan 7 kreditur dari 21 kreditur bank. Ketujuh kreditur yang sudah berhasil restrukturisasi itu nilainya mencapai 75% dari total pinjaman perusahaan.
“Yang belum masih dalam proses, kami harapkan di September ini bisa 100%. Karena yang bank swasta asing mereka harus izin ke komitenya di luar sehingga prosesnya agak lama, mudah-mudahan akan mengikuti yang mayoritas ini (yang 75%),” ujarnya.
Dalam program restrukturisasi ini, Waskita mendapatkan fasilitas bunga bank yang lebih rendah dan ada relaksasi tenor lebih lama lima tahun.
Destiawan mengatakan setelah melakukan divestasi ruas-ruas tol, kedepan Waskita akan fokus pada bisnis konvensionalnya sebagai perusahaan konstruksi.
“Jadi, mengejar proyek-proyek pemerintah sehingga ini yang akan meringankan beban keuangan, karena proyek-proyek pemerintah ada uang muka dan pembayarannya montly sehingga ini akan memperbaiki cash flow perushaan,” ujarnya.
Waskita masuk ke investasi jalan tol sejak 2014. Sampai saat ini terdapat 19 ruas yang tol konsesi Waskita dengan total panjang 1.082 kilometer dan nilai investasi Rp189 triliun. Dari 19 ruas tol tersebut, yang sudah beroperasi sepanjang 599 kilometer dan yang masih kontruksi 482,2 kilometer.
Leave a reply
