
PLN Sudah Melakukan Uji Coba Co-Firing Biomassa di 33 Lokasi PLTU

Evy Haryadi, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN
PT Perushaaan Listrik Negara (Persero) terus melakukan uji coba teknik co-firing pada sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) untuk mengurangi emisi karbon pada pembangkit berbahan bakar batubara.
Evy Haryadi, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN mengatakan dalam co-firing ini, PLN mengkombinasikan penggunaan biomassa sebesar 5% hingga 10% pada sejumlah pembangkit PLTU.
“Saat ini dari target 52 PLTU yang akan kita buat untuk co-firing dalam memenuhi paling tidak porsi EBT dari biomassa, itu sudah terlaksana di 33 lokasi PLTU,” ujar Evy dalam acaa ‘Road Map Transisi Energi Menuju NZE 2060’ yang digelar Koran Tempo, Rabu (19/10).
Dari 33 lokasi PLTU itu, tambah Evy, total penggunaan biomassa mencapai 383 ribu ton dan menghasilakan energi sebanyak 394 Gigawatt-Hour (GWh).
Co-firing merupakan teknik substitusi dalam pembakaran PLTU, dimana sebagian batubara yang dijadikan bahan bakar diganti sebagian dengan bahan lainnya seperti biomassa. Selain co-firing biomassa, Evy mengatakan PLN juga sedang melakukan uji coba co-firing dengan hidrogen di salah satu pembangkit PLN di Pesanggaran, Bali. PLN juga melakukan uji coba co-firing dengan amonia.
Evy mengakui teknik co-firing ini merupakan upaya jangka pendek. Dalam jangka panjang, agar PLTU baik yang sudah dibangun maupun sedang dibangun tetap dapat digunakan tanpa menimbulkan polusi, solusi yang diterapkan adalah penggunaan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS). PLN, menurutnya, sedang mempersiapakan kerja sama dengan berbagai pihak untuk penerapan CCS ini.
“Memang saat ini masih mahal, kita harapkan nanti di tahun 2040 atau atau beyond 2040, itu kita sudah bisa memanfaatkan teknologi CCS ini sehingga walaupun tidak kita retirement PLTU itu, kita sudah bisa membuat PLTU ini tidak menghasilkan emisi dengan mengkombinasikannya dengan CCS yang sudah mature teknologinya dan harganya sudah kompetitif,” ujarnya.
Leave a reply
