
Pertahankan Suku Bunga Rendah, Bank Indonesia Menilai Inflasi Tahun 2022 Masih Terkendali

ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo
Bank Indonesia menilai inflasi pada tahun 2022 ini masih terkendali meskipun pada Januari lalu inflasi tahunan mencapai 2,18%. Karena itu, Bank Indonesia masih tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah hingga ada tanda-tanda kenaikan inflasi.
“Kami memandang bahwa inflasi secara keseluruhan tahun 2022 ini masih tetetap terkendali yaitu di dalam kisaran 3% plus minus 1%. Dan inflasi IHK 2,18% [pada Januari 2021] lalu, kami memandang ini masih rendah,” ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Kamis (10/2).
Dalam RDG pada 9-10 Februari 2022, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.
Perry mengatakan ada empat pertimbangan mengapa inflasi tahun 2022 ini masih tetap rendah. Pertama, kenaikan permintaan yang terjadi pada tahun 2022 ini masih dapat dipenuhi dari kapasiatas produksi nasional atau output gap yang masih negatif.
“Karena itu, tekanan-tekanan inflasi secara fundamental yang umumnya dilihat dari inflasi inti masih akan tetap rendah,” ujarnya.
Kedua, ekspektasi inflasi yang terus terjaga. Diakui Perry, ada peningkatan ekspektasi inflasi akhir-akhir ini, tetapi level atau tingaktannya masih rendah. “Ini komunikasi kita yang terus dilakukan kepada masyarkat dan kepada para ekonom bahwa inflasi tahun ini masih tetap rendah,” ujarnya.
Ketiga, nilai tukar yang stabil. Meskupun ada kenaikan harga-harga secara internasionl, hal tersebut, menurut Perry, tidak ditransmisikan (pass through) kepada harga-harga domestik karena nilai tukar yang stabil.
Keempat, koordinasi yang sangat erat antara pemerintah dan Bank Indonesia melalui Tim Pengendali Inflasi baik di Pusat maupun Daerah untuk memastikan harga-harga tetap stabil khususnya harga-harga makanan.
Perry menegaskan inflasi yang tetap rendah ini menjadi dasar Bank Indonesia dalam merumuskan kebijakan suku bunga.
“Sekali lagi, kami sampaikan dalam forum ini, Bank Indonesia akan tetap mempertahankan suku bunga yang rendah yaitu 3,5% sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi secara fundamental,” ujarnya.
Perry mengatakan diperkirakan tekanan inflasi baru akan terjadi pada tahun 2023. “Untuk itu kami akan me-review kembali stance dari kebijakan moneter khususnya suku bunga pada triwulan III tahun ini dengan melihat data-data perkembangan inflasi, pertumbuhan ekonomi dan berbagai indikator makro, moneter dan sistem keuangan lainnya,” ujarnya.
Leave a reply
