
Permintaan Melemah, Penjualan dan Laba Unilever Indonesia Menurun pada Semester I-2024

Ilustrasi
Kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) masih memerah pada semester pertama 2024 ini, melanjtukan tren yang terjadi pada tahun 2023. Kinerja yang tak membaik ini disebabkan karena permintaan yang melemah.
“Kita melihat adanya pelemahan dalam permintaan akibat berbagai faktor termasuk dari berbagai ketidakpastian perekonomian dan juga perubahan dalam prioritas dalam belanja konsumen. Selain itu, juga tantangan dari sisi situasi geopoltik saat ini yang tentunya tetap berdampak pada sentimen konsumen,” ujar Benjie Yap, Presiden Direktur UNVR dalam konferensi pers secara daring, Rabu (24/7).
Mengutip laporan keuangan, sepanjang paruh pertama 2024 ini, UNVR membukukan penjualan bersih sebesar Rp19,04 triliun, turun 6,15% dari Rp20,29 triliun pada periode yang sama tahun lalu (Year on Year/YoY).
Penjualan bersih pasar domestik tercatat sebesar Rp18,50 triliun, turun 5,7% YoY.
Penurunan penjualan pasar domestik yang cukup dalam terjadi pada kategori Kebutuhan Rumah Tangga dan Perawatan Tubuh yaitu turun 7,43% menjadi Rp11,86 triliun.
Penjualan kategori Makanan dan Minuman di pasar domestik juga turun yaitu sebesar 2,45% menjadi Rp6,64 triliun.
Laba kotor pada semester pertama 2024 sebesar Rp9,46 triliun, dengan margin laba kotor sebesar 49,71%, menurun dari 49,85% pada periode yang sama tahun lalu.
Seiring dengan penurunan penjualan bersih, sementara beban pemasaran dan penjualan meningkat, laba UNVR pada semester pertama 2024 sebesar Rp2,46 triliun, turun 10,6% dari Rp2,75 triliun pada semester pertama 2024.
“Kami tetap teguh pada upaya untuk membangun bisnis dengan cara memperkuat fundamental, mengutamakan peningkatan daya saing brand kami, serta mendorong efisiensi biaya untuk mendongkrak profitabilitas. Secara bersamaan, kami menjalankan program transformasi untuk mempertajam fokus dan mendorong pertumbuhan melalui organisasi yang lebih ramping dan akuntabel,” ujar Benjie.
Leave a reply
