
Permintaan Masih Lemah, Inflasi Januari 2021 Relatif Rendah Sebesar 0,26%

Kepala BPS, Suhariyanto
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Januari 2021 tingkat inflasi masih relatif rendah yaitu 0,26% secara bulanan dan 1,55% secara tahunan.
Pada Januari tahun 2020 lalu tingkat inflasi bulanan sebesar 0,39% dan tingkat inflasi tahunan sebesar 2,88%.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan menurut kelompok pengeluaran penyebab utama inflasi Januari 2021 ini adalah kenaikan harga cabe rawit, ikan segar, tempe, tahu dan tarif jalan tol. Sementara penghambat inflasi adalah turunnya tarif angkutan udara, harga telor ayam ras dan bawang merah.
Sementara menurut komponen, inflasi Januari 2021 yang sebesar 0,26% ini terjadi terutama didorong oleh volatile price atau harga-harga yang bergejolak.
“Jadi dari sisi suplai sebenarnya terjaga, tetapi permintaan masih melemah karena pandemi Covid masih membayang-bayangi perekonomian,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (1/2).
Suhariyanto mengatakan dari 90 kota yang dipantau BPS, 75 kota mengalami inflasi. Sementara 15 kota mengalami deflasi.
Inflasi yang tertinggi terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat yaitu sebesar 1,43%. Bencana gempa di wilayah itu pada Januari lalu menyebabkan terjadinya kenaikan harga berbagai jenis ikan dan juga cabe rawit.
Sebaliknya deflasi yang paling tinggi terjadi di Baubau, Sulawesi Tenggara dimana deflasi ini terjadi karena adanya penurunan harga tiket angkutan udara dan juga adanya penurunan harga beberapa jenis ikan.
Inflasi inti pada Januari 2021 ini sebesar 0,14%, lebih tinggi bila dibandingkan dengan inflasi inti pada Desember 2020. Tetapi secara tahunan inflasi intinya melemah menjadi 1,56% sementara pada Desember 2020 yang lalu inflasi intinya adalah sebesar 1,60%.
“Inflasi inti secara tahuan mengalami perlambatan yang menandakan bahwa permintaan domestik memang masih lemah,” ujarnya.
Leave a reply
