
Permata Institute Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Stabil di Sekitar 5% pada 2025

Media Briefing Permata Institute for Economic Research (PIER) pada Senin (10/2).
Permata Bank melalui Permata Institute for Economic Research (PIER) menilai ekonomi Indonesia masih memiliki daya tahan yang kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global yang belum berakhir sejak pandemi Covid-19.
Ketahanan ekonomi domestik ini terutama karena konsumsi rumah tangga yang berkontribusi sekitar 55% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Pada 2024, ekonomi Indonesia tumbuh 5,03%. PEIR memperkirakan tahun ini, ekonomi Indonesia tumbuh stabil di kisaran 5% hingga 5,2%.
“Meski menghadapi berbagai tantangan eksternal, fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan. Kami melihat konsumsi rumah tangga akan tetap menjadi penopang utama pertumbuhan dan didukung oleh terkendalinya inflasi serta penerapan kebijakan industri yang dapat mendorong pertumbuhan. Namun, pemerintah perlu terus mendorong investasi dan menjaga daya saing ekspor untuk mengimbangi potensi pelemahan permintaan global,” ujar Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede dalam acara Media Briefing PIER, Senin (10/2).
Sepanjang tahun 2024, ketidakpastian ekonomi global menjadi tantangan utama bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perlambatan pertumbuhan di beberapa negara mitra dagang utama seperti China berdampak langsung pada ekspor nasional.
Selain itu, harga komoditas utama seperti batu bara dan minyak sawit mentah (CPO) yang mengalami fluktuasi turut mempengaruhi neraca perdagangan Indonesia. Surplus perdagangan tahun 2024 tercatat sebesar US$ 31,04 miliar, lebih rendah dibandingkan tahun 2023 yang mencapai US$ 36,89 miliar.
Dari sisi kebijakan moneter dan fiskal, Bank Indonesia mempertahankan kebijakan moneter yang ketat guna menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah yang saat ini berada di kisaran Rp16.330/USD.
Sementara itu, pemerintah juga telah menetapkan beberapa kebijakan prioritas, terutama untuk mencapai ketahanan pangan dan energi, termasuk melalui keberlanjutan kebijakan hilirisasi. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjaga daya saing industri nasional dan mendorong investasi asing yang lebih besar.
Di tengah berbagai kebijakan tersebut, konsumsi domestik masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, dengan kontribusi lebih dari 50% terhadap PDB. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tetap dalam level optimis, meskipun masih dipengaruhi oleh inflasi dan dinamika pasar tenaga kerja. Stabilitas harga barang kebutuhan pokok serta dukungan kebijakan pemerintah dalam menjaga kesejahteraan masyarakat menjadi faktor penting dalam mempertahankan konsumsi domestik.
Berdasarkan analisis PIER, pertumbuhan ekonomi di tahun 2025 diprediksi tetap stabil di tengah berlanjutnya ketidakpastian global dan penyesuaian kebijakan moneter.
Bank Indonesia pun mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%, mencerminkan upaya menjaga stabilitas inflasi yang diproyeksikan berada di kisaran 2,0 – 2,5% pada tahun 2025. Sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi proyeksi ini antara lain kebijakan ekonomi global, stabilitas nilai tukar, serta efektivitas kebijakan pemerintah dalam mendorong investasi dan konsumsi domestik.
“Dengan berbagai tantangan dan peluang yang ada, PIER berkomitmen untuk terus memberikan analisis dan wawasan yang komprehensif guna mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik bagi pelaku ekonomi dan pemangku kebijakan,” ujar Josua.
Leave a reply
