
Perlu Pendampingan Berkelanjutan agar Metode Pembayaran dengan QRIS Bisa Diadopsi Usaha Kecil dan Mikro

Ahmad Furkon, Vice President Retail Payment Division PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) beralih ke metode pembayaran digital dengan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Untuk segmen usaha kecil dan mikro, diperlukan edukasi berkelanjutan melalui pendampingan hingga benar-benar mengadopsi sistem pembayaran tersebut.
Ahmad Furkon, Vice President Retail Payment Division PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mengatakan pelaku UMKM merupakan pelanggan atau customer terbesar BRI. Dari sekitar 65 juta UMKM di Indonesia, 14 juta diantaranya sudah mendapatkan akses permodalan dari BRI.
Menurut Furkon setiap tahun ada sekitar Rp460 triliun uang yang beredar secara cash di pelaku UMKM. Potensi ini merupakan peluang untuk didigitalisasikan, salah satunya dengan QRIS.
Namun, menurut dia, ada sejumlah tantangan untuk melakukan digitalisasi pembayaran di kalangan UMKM ini. Terutama untuk segmen menengan ke bawah, mereka mengharapakan biaya transaksi yang semurah mungkin bahkan mendekati gratis. Selain itu, untuk settlement juga mesti cepat, yaitu pada hari yang sama karena uang yang diperoleh dari hasil jualan itu langsung digunakan sebagai modal.
Saat ini, ungkap Fukron, jumlah merchant atau outlet yang menggunakan QRIS dari BRI sudah mencapai 920 ribu merchant.
Selain soal biaya dan settlement, tantangan lain dan bahkan paling menantang dalam melakukan digitalisasi pembayaran di UMKM adalah soal edukasi dan literasi, baik dari sisi outletnya atau merchant maupun dari sisi pembeli atau pengguna.
Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa strategi yang dilakukan BRI diantaranya adalah melakukan edukasi dan literasi menggunakan tenaga pemasar mikro yang disebut marketing dan analisis mikro (mantri) BRI. Para mantri inilah, kata Fukron yang tak hentinya-hentinya melakukan edukasi mengenai pembayaran melalui QRIS ini.
Selain melalui mantri, BRI juga melakukan coaching clinic secara rutin kepada komunitas-komunitas binaan BRI. “Contohnya desa BRILiaN, kita berikan webinar, coacing clinic untuk mensosialisasikan dan produk awareness dari QRIS kita,” ujarnya Fukron dalam dalam webinar ‘Implementasi Transaksi Pembayaran Digital QRIS bagi UMKM’ yang digelar The Iconomics, Jumat (24/9).
BRI juga masuk ke dalam ekosistem digital untuk mensosialisasikan QRIS ini. BRI memiliki platform pasar.id yang memfasilitasi para pedagang pasar di seluruh Indonesia untuk berjualan secara daring. “Semua ekosistem pasar-pasar yang ada di Indonesia kita harapkan yang sudah ada di platform pasar.id BRI bisa menggunakan QRIS. Kurang lebih ada 15.000-an pasar di seluruh Indoensia dimana pedaganganya luar biasa banyak jumlahnya,” ujar Fukron.
Selain melalui media sosial, BRI juga akan memanfaatkan semua marketing komunikasi untuk mengeudkasi serta meningkatkan produk awareness dari QRIS.
“Jadi, yang paling challenging adalah melakukan edukasi dan sosialisasi yang berkelanjutan. Kuncinya berkelanjuan. Enggak bisa teman-teman UMKM itu satu atau dua kali kita ajarkan terus kita tinggalkan. Kadang-kadang enggak kepake nanti metode payment-nya,” ujarnya.
Materi presentasi pembicara webinar Implementasi Pembayaran QRIS bagi UMKM:
Materi Presentasi QRIS UMKM- Iconomics- BRI
Materi Presentasi QRIS UMKM-Iconomics- AKUMINDO
Leave a reply
