Penjualan Turun 6,3% pada 2023, Bisnis Unilever Indonesia Terdampak Hoax

0
214

Informasi palsu atau hoax menjadi sentimen negatif yang mempengaruhi bisnis PT Unilever Indonesia, Tbk. (UNVR) pada tahun 2023 lalu. Sentimen negatif ini terutama terjadi pada periode November hingga Desember, setelah di media sosial tersebar informasi boikot produk Unilever karena dituding mendukung serangan Israel terhadap kelompok Hamas di Palestina.

Benjie Yap, Presiden Direktur Unilever Indonesia mengatakan sebenarnya pada Oktober – bulan pertama Kuartal IV – penjualan Unilever masih melanjutkan tren positif pada kuartal sebelumnya.

Namun, ia mengatakan November hingga Desember, penjualan domestik Unilever “terdampak oleh sentimen negatif konsumen akibat situasi geopolitik.”

“Dengan intervensi yang kami lakukan, kami memulai pemulihan sejak Januari 2024. Antara minggu pertama sampai minggu keempat Januari, tren penjualan mulai meningkat dan kita sekarang bahkan sudah hampir kembali ke tingkat baseline,” ujar Benjie dalam konferensi pers, Rabu, 7 Februari 2024.

Benjie mengatakan berbagai upaya sudah dilakukan oleh Unilever untuk memulihkan sentimen negatif konsumen ini. Upaya yang dilakukan itu, utamanya meluruskan informasi palsu yang berkembang di media sosial. Kemudian juga mengidentifikasi wilayah-wilayah yang paling terdampak oleh seruan boikot dan informasi palsu tersebut.

Baca Juga :   Unilever Indonesia Borong 18 Penghargaan di MMA SMARTIES Awards 2024

“Saya bahkan ke Padang, Sumatera, [daerah] yang paling terdampak negatif. Selain itu saya juga ke Aceh, untuk melihat dampaknya secara langsung seperti apa dan ini adalah suatu langkah kepemimpinan yang penting,” ujar pria yang secara resmi memimpin Unilever Indonesia sejak 19 Desember 2023 ini.

Untuk memulihkan kepercayaan konsumen, Unilever juga menjalin kerja sama dengan komunitas masjid dan tokoh-tokoh agama.

“Selain itu, kami juga aktif melaporkan hoax atau informasi palsu yang tersebar di media sosial, supaya bisa di-takedown atau dilabel sebagai hoax, karena ini adalah salah satu ancaman utama kami,” ujarnya.

Kinerja 2023

Unilever membukukan penjualan sebesar Rp38,61 triliun pada tahun 2023, turun 6,33% dibandingkan penjualan tahun 2022 yang mencapai Rp41,22 triliun.

Penjualan pasar domestik pada tahun lalu sebesar Rp37,41 triliun, turun 5,24% year on year (yoy). Sementara penjualan ekspor sebesar Rp1,2 triliun, turun 30,86% yoy.

Penurunan penjualan ini menyebabkan laba Unilever pada tahun lalu terkoreksi sebesar 10,51%, dari Rp5,36 triliun pada 2022, menjadi Rp4,80 triliun pada 2023.

Benjie mengatakan, di luar soal sentimen negatif dari konsumen, pada tahun 2023 lalu, memperkuat fundamental bisnis tetap menjadi prioritas utama Unilever Indonesia.

Baca Juga :   Check In Check Out Tanpa Cacat, BGR Logistik Peroleh Penghargaan dari Unilever Indonesia

“Ke depan, kami tetap berkomitmen untuk fokus pada pertumbuhan jangka panjang dengan secara konsisten melaksanakan lima prioritas strategis kami,” ujarnya.

Kelima prioritas strategis Unilever Indonesia adalah: memperkuat dan unlock potensi dari brand-brand utama; memperluas portofolio ke premium dan value segment; membangun execution powerhouse; memimpin kapabilitas transformasional; dan menempatkan prinsip keberlanjutan sebagai inti dari Perseroan.

Sepanjang tahun lalu, Perseroan telah memperkenalkan sejumlah inovasi di seluruh segmen inti, premium, dan value untuk memenuhi ekspektasi konsumen.

Pada segmen premium, Perseroan memperkenalkan Lux Body Wash, Vaseline Gluta Hya, Magnum Matcha, dan Rinso Kapsul.

Sementara pada segmen value, Perseroan memperluas portfolio dengan meluncurkan Glow & Lovely dan Lifebuoy Dishwash Liquid. Peluncuran keduanya melengkapi portfolio Perseroan di kategori Skin Cleansing dan Dishwash.

Perseroan juga menjawab tantangan di kategori Beauty and Well-being dengan meluncurkan Ponds Bright Miracles dan memperkenalkan teknologi NIASORCINOL.

Selain itu, untuk memenuhi permintaan yang tinggi akan produk Sun Care dan Serum di kategori perawatan tubuh, Perseroan meluncurkan Citra Body Serum dan Vaseline Sunscreen.

Seluruh inovasi, termasuk inovasi dari portfolio merek-merek inti Perseroan diluncurkan ke pasar didukung oleh adanya peningkatan belanja iklan yang substantial, mencapai 8,4% dari penjualan bersih Perseroan di tahun 2023.

Baca Juga :   Satu Direksi Unilever Indonesia Mengundurkan Diri

Pada 2023, Perseroan melanjutkan upaya strategisnya untuk mendorong pengembangan pasar yang berfokus pada perluasan jangkauan di berbagai sektor. Contoh utama dari keberhasilan dalam upaya ini terlihat pada kategori Foods and Refreshement khususnya pada merek-merek utama seperti Royco dan Bango melalui kreasi hidangan yang lebih beragam dan lezat.

Pendekatan ini telah berhasil mendorong peningkatan frekuensi penggunaan yang luar biasa dan mampu menarik lebih banyak pengguna. Hal ini berujung pada peningkatan pangsa volume untuk bisnis Nutrition.

Merek pasta gigi Pepsodent juga mengalami peningkatan nilai dan volume pangsa pasar setelah dilaksanakannya kampanye “Sikat Gigi Siang dan Malam” yang berlangsung hingga Oktober 2023.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics