
Pendapatan Tumbuh 4,5%, Grup Astra Raup Laba Rp34,05 Triliun pada 2024

Gedung Astra/Foto: Dok.Astra
PT Astra International Tbk (ASII) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp330,92 triliun pada 2024, naik 4,53% dari Rp316,57 triliun pada 2023.
Sementara laba bersih tercatat sebesar Rp34,05 triliun, naik 0,63%, dari Rp33,84 triliun pada 2023.
Laba bersih tersebut memperhitungkan penyesuaian nilai wajar investasi pada GoTo dan Hermina.
Sementara jika tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi Grup di GoTo dan Hermina, laba Astra mencapai Rp34,2 triliun.
Djony Bunarto Tjondro Presiden Direktur Astra mengatakan, kontribusi yang lebih tinggi berasal dari bisnis sepeda motor, jasa keuangan, serta infrastruktur dan logistik, yang sebagian diimbangi oleh dampak penurunan penjualan mobil dan harga batu bara yang lebih rendah.
“Ke depan, kami optimistis dengan prospek pertumbuhan jangka panjang Indonesia. Dengan didukung oleh neraca keuangan yang solid, Grup berada dalam posisi yang kuat dalam menavigasi ketidakpastian jangka pendek dan melakukan investasi dalam memperkuat bisnis inti kami serta menjajaki peluang-peluang baru guna mendorong pertumbuhan jangka menengah dan panjang. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan atas dukungan yang diberikan, dan kepada para karyawan kami atas fokus mereka terhadap pelanggan serta dedikasi yang telah mereka tunjukkan,” ujar Djony, Kamis (27/2).
Nilai aset bersih per saham pada 31 Desember 2024 sebesar Rp5.265 meningkat 7% dibandingkan pada 31 Desember 2023.
Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, sebesar Rp8,0 triliun pada 31 Desember 2024, dibandingkan dengan Rp29 miliar pada 31 Desember 2023, mencerminkan arus kas operasional yang kuat yang melebihi dari penurunan belanja modal, investasi, dan pembayaran dividen tahun tersebut. Utang bersih anak perusahaan Grup di divisi jasa keuangan meningkat menjadi Rp60,2 triliun pada 31 Desember 2024, dari Rp52,2 triliun pada akhir tahun 2023, didorong oleh pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen Grup.
Dividen final tahun buku 2024 sebesar Rp308 per saham, lebih rendah dari dividen final tahun buku 2023 yang sebesar Rp421 per saham.
Dividen final akan diusulkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada bulan Mei 2025.
Dividen final yang akan diusulkan tersebut, ditambah dengan dividen interim sebesar Rp98 per saham (2023: Rp98 per saham) yang telah dibagikan pada bulan Oktober 2024, akan menjadikan total dividen yang diusulkan untuk tahun 2024 menjadi Rp406 per saham (2023: Rp519 per saham), dengan rasio pembayaran dividen sebesar 48%.
“Rasio pembayaran dividen ini mencerminkan kembalinya persentase rasio pembayaran dividen ke tingkat yang konsisten dengan rasio sebelum distribusi dividen yang lebih tinggi pada 2022 dan 2023,” kata Djony.
Leave a reply
