Pendapatan Negara Naik 48,1%, Januari 2023 APBN Surplus Rp90,8 Triliun

0
286

Satu bulan pertama selama tahun 2023 ini, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sangat baik. Baik pendapatan maupun belanja negara tumbuh positif, sehingga menjadi salah satu landasan bagi Indonesia untuk optimis mengarungi tantangan ekonomi tahun 2023 ini.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN Kita Edisi Januari 2023, Rabu (22/2), memaparkan realisasi pendapatan negara pada Januari 2023 mencapai Rp232,2 triliun, tumbuh 48,1% dibandingkan periode Januari 2021 lalu. Realisasi pendapatan negara pada bulan pertama 2023 ini merupakan 9,4% dari target dalam APBN tahun ini.

Lebih detil, pendapatan negara ini terdiri atas pendapatan perpajakan sebesar Rp186,3 triliun, yang terdiri atas pendapatan dari pajak sebesar Rp162,2 triliun (+48,6% yoy) dan penerimaan bea cukai sebesar Rp24,1 triliun (-3,4% yoy). Kemudian, dari pos PNBP, penerimaan negara terealisasi sebesar Rp45,9 triliun (+103% yoy).

“Dari sisi pendapatan negara kita overshoot – lebih tinggi dari target dan tumbuhnya tinggi juga, karena 9,4% per bulannya itu cukup tinggi,” ujar Sri Mulyani.

Baca Juga :   Sri Mulyani Bicara Pandemi, Endemi, Vaksinasi dan Dampak Sosial-Ekonomi

Belanja negara juga mengalami pertumbuhan, meski tak begitu kencang. Sepanjang Januari 2023, total realisasi belanja negara mencapai Rp141,4 triliun. Belanja pemerintah pusat sebesar Rp83,2 triliun (+15,2% yoy), yang terdiri atas belanja Kementerian/Lemabaga (K/L) sebesar Rp28,7 triliun, sedangkan belanja non KL antara lain untuk subsidi KUR dan subsidi non energi, termasuk pembayaran pensiun sebesar Rp54,5 triliun. Kemudian, realisasi transfer ke daerah mencapai Rp58,2 triliun (+5,9% yoy).

Sri Mulyani mengatakan realisasi belanja negara sebesar Rp141,4 triliun ini tumbuh 4,6% dibanding tahun lalu yang Rp127,2 triliun. “Kalau kita lihat Januari tahun lalu, belanja bulan Januari itu justru kontraktif. Tahun ini kita sudah tumbuh 4,6%. Ini hal yang positif, kita juga akan jaga supaya belanja negara mampu terus mendukung momentum pemulihan ekonomi yang terus menguat,”ujarnya.

Dengan postur penerimaan dan belanja tersebut, keseimbangan APBN pada Januari 2023 mengalami surplus sebesar Rp90,8 triliun. Kondisi ini jauh lebih baik bila dibandingkan kondisi pada Januari 2022 lalu, dimana pada saat itu, surplus APBN tercatat sebesar Rp29,6 triliun.

Baca Juga :   DPR RI Setujui Pagu Anggaran Sementara Kemenparekraf Tahun 2023 Rp3,3 triliun

“Jadi, kalau kita bandingkan dengan tahun lalu, naiknya lebih dari 3 kali lipat. Makanya, kalau kita lihat growth-nya 207,1%. Ini adalah surplus APBN yang sangat tinggi, (apalagi kalau) dibandingkan Januari 2021, waktu itu kita sudah defisit Rp45,5 triliun,”ujar Sri Mulyani.

Surplus APBN Januari 2023 ini setara dengan 0,43% dari PDB, lebih tinggi dibandingkan Januari 2022 yang sebesar 0,15% dari PDB.

Sementara itu, keseimbangan primer yaitu total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang pada Januari 2023 surplus sebesar Rp113,9 triliun, melonjak dua kali lipat dari surplus Rp50,1 triliun pada Januari 2022.

“Kinerja APBN ini tentu menjadi landasan tambahan kita [untuk] optimis, namun kita tidak boleh lengah. Optimisme tetap terjaga karena memang evidence based – data-data menunjukkan kita patut untuk optimis, namun kita tetap waspada. APBN akan terus menjadi instrumen penting di dalam menjaga masyarakat kita dan menjaga perekonomian kita, sementara APBN sendiri juga akan dijaga kesehatannya sehingga bisa menjadi instrumen yang memberikan solusi, memberikan perlindungan kepada masyarakat dan ekonomi dan mendukung transformasi ekonomi untuk terus menjadi ekonomi yang makin kuat dan maju,” ujar Sri Mulyani.

Leave a reply

Iconomics