
Penambahan Modal Disetujui Pemegang Saham, Garuda Indonesia Siap Terbang Tinggi

rmada A330-300 yang melayani rute penerbangan Narita-Denpasar/Dok.Garuda Indonesia
Komposisi Penambahan Modal tersebut nantinya termasuk rencana penyertaan modal negara (PMN) untuk Perseroan yang sebelumnya telah dialokasikan sebesar Rp7,5 triliun oleh Pemerintah dalam Cadangan Pembiayaan Investasi sebagaimana akan ditetapkan kembali dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2022.
Selaras dengan implementasi proses restrukturisasi sesuai rencana yang telah disetujui, Garuda Indonesia berkomitmen penuh untuk terus melaksanakan transformasi bisnis lainnya dalam menghadirkan bisnis penerbangan yang jauh lebih sehat, adaptif, dan agile dalam menangkap potensi pasar penerbangan di masa mendatang, di antaranya dengan menurunkan lease rate, optimalisasi jumlah dan tipe pesawat, penerapan power-by -hour hingga akhir tahun 2022, optimalisasi jaringan penerbangan, dan optimalisasi peningkatan pendapatan kargo dan ancillary.
“Setelah melewati tahun-tahun yang cukup menantang untuk keluar dari tekanan pandemi Covid-19 selama kurun waktu dua tahun terakhir, tahun 2022 Garuda Indonesia mulai menunjukkan performa kinerja positif khususnya pada saat proses PKPU telah selesai dilaksanakan yang tercermin dari pencatatan laba bersih sebesar US$3,76 miliar di mana pendapatan tersebut selain dikontribusikan oleh pendapatan usaha yang meningkat hingga 26.10 persen dibarengi dengan penyusutan beban usaha 11.71 persen, dan hasil restrukturisasi keuangan melalui juga dicatatkan pada laba buku perusahaan. Sementara itu, tingkat permintaan penumpang jelang kuartal IV berkisar di angka 84 persen dari total ketersediaan kursi di periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi,” papar Irfan.
Irfan menambahkan kinerja operasional Garuda Indonesia yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan yang positif diharapkan dapat terakomodir secara maksimal terutama jelang periode peak season libur natal dan tahun baru mendatang, khususnya melalui ketersediaan armada yang beroperasi melalui akselerasi program restorasi armada yang tengah berlangsung.
“Kami percaya, transformasi merupakan sebuah keniscayaan yang akan terus kami akselerasikan secara berkesinambungan di tengah tantangan fundamental kondisi pandemi, yakni “ketidakpastian”, yang menuntut sikap adaptif dan resilient dalam mengawal dinamika tantangan industri penerbangan yang masih dibayangi turbulensi, juga dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap Garuda Indonesia sebagai national flag carrier,” tutup Irfan.
Halaman BerikutnyaLeave a reply
