
Pemerintah Tetap Jaga Aktivitas Sektor Industri Manufaktur Selama Covid-19

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita/Dok. Ekon
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan pemerintah tetap menjaga aktivitas sektor industri manufaktur di masa pandemi Covid-19. Terlebih sektor strategis ini disebut terbukti menjadi motor penggerak perekonomian nasional.
Karena itu, kata Agus, selain menjaga keberlangsungan usahanya, pemerintah juga menekankan untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah wabah virus corona. “Di Triwulan II/ 2020, industri pengolahan non-migas mengalami kontraksi sebesar 5,74%. Namun demikian, kontribusinya terhadap PDB masih terbesar dengan capaian 17,83%,” kata Agus dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.
Kemudian, ekspor sektor industri pada periode Januari hingga Juli 2020 mengalami surplus sebesar US$ 5,19 miliar. Sedangkan investasi sektor industri pada Semester I/2020 mengalami peningkatan 23,9% menjadi sebesar Rp 129,56 triliun bila dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
“Capaian-capaian positif di sektor industri harus kita jaga dan kinerjanya terus ditingkatkan,” tambah Agus.
Sejak Juni, kata Agus, sejumlah aktivitas ekonomi mulai meningkat. Itu ditunjukkan lewat Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang pada Juli 2020 mencapai level 46,9, naik dari bulan sebelumnya sebesar 39,1. Lalu, utilisasi industri sekarang sudah mendekati 55%. Sebelum pandemi Covid-19, utilisasi rata-rata sektor manufaktur berkisar pada 75%, dan sempat menurun hingga 40%.
Dua hal tersebut merupakan indikator yang cukup substantial bagi Kemenperin. “Ini merupakan salah satu yang didorong, mudah-mudahan di akhir tahun utilisasi sektor industri bisa mencapai 60%,” kata Agus lagi.
Soal pengembangan sentra industri kecil dan menengah (IKM), Kementerian Perindustrian, kata Agus, akan memfasilitasi matchmaking antara produk dari petani dan nelayan agar terserap oleh IKM. Ini menindaklanjuti perintah presiden daam rangka fasilitasi program “Beli Produk Rakyat”.
“Pada 2020 ini terselenggara kegiatan di 4 lokus. Kami mengusulkan anggaran program tersebut sebesar Rp 174 Miliar pada 2020 yang akan melibatkan 90 IKM dengan target 540 tenaga kerja,” kata Agus.
Program selanjutnya, kata Agus, pembangunan digital capability center atau Pusat Informasi Digital Industri 4.0 (PIDI 4.0) agar bisa selesai tepat waktu, karena didukung dengan minat industri-industri berskala besar untuk berpartisipasi di dalamnya. Sambil menunggu pembangunan fisik PIDI 4.0, Kemenperin juga telah membangun satelit PIDI 4.0 di berbagai daerah.
Kemenperin juga mengakselerasi pembangunan kawasan industri Teluk Bintuni. Kemenperin, kata Agus, mengusulkan agar program pengembangannya bersifat multiyear menggunakan APBN. “Kami menargetkan, pembangunan infrastruktur bisa dilakukan pada 2021 dan para tenant bisa mulai berproduksi di 2023,” katanya.
Leave a reply
