Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Masih Kuat di 2022 dan 2023, Ini Alasannya

0
298
Reporter: Rommy Yudhistira

Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat di angka 5,2% di 2022 dan 5,3% di 2023. Kondisi itu bisa terealisasi bila tetap memperhatikan risiko pertumbuhan ekonomi pada 2023.

“Kita ketahui dari berbagai lembaga juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam rentang 4,7% hingga 5,1%. Artinya tahun depan Indonesia juga diharapkan jauh dari resesi,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya secara virtual, Senin (7/11).

Airlangga menuturkan, pemerintah akan menerapkan 6 kebijakan untuk mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi dan target outlook ke depan. Pertama, kebijakan pelonggaran mobilitas masyarakat yang sejalan dengan pengendalian Covid-19.

Kedua, kata Airlangga, kebijakan fiskal sebagai shock absorber melalui pemulihan ekonomi nasional. Ketiga, stabilisasi harga melalui program kebijakan yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif (4K).

Keempat, lanjut Airlangga, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program Kartu Prakerja. “Total penerima Kartu Prakerja batch 23-46 per Oktober 2022 mencapai 3,6 juta penerima,” ujar Airlangga.

Kelima, kata Airlangga, mendorong pengembangan UMKM melalui digitalisasi dan penggunaan produknya. “Peningkatan target penyaluran KUR pada 2022 menjadi Rp 373,17 triliun. Realisasi KUR Januari hingga 31 Oktober 2022 sebesar Rp 299,6 triliun atau 80,30% dari target, dan diberikan kepada 6,26 juta debitur,” kata Airlangga.

Baca Juga :   Anggota DPR Ini Apresiasi Kinerja Menko Airlangga Tangani Covid-19 dan Ekonomi

Keenam, kata Airlangga, melanjutkan reformasi struktural dengan mempercepat implementasi Undang-Undang (UU) Cipta Kerja. “Per Agustus 2022, penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 turun 17,2 juta orang dibandingkan Agustus 2021. Hilirisasi industri batu bara, nikel, timah, dan komitmen penurunan emisi dan ekonomi hijau, serta pembangunan infrastruktur, termasuk IKN,” ujar Airlangga.

Masih kata Airlangga, dalam beberapa hari ke depan, Presiden Joko Widodo akan menghadiri acara-acara Asean yang akan dimulai dari 9-13 November 2022. Dalam pertemuan itu, akan banyak membahas mengenai kekuatan Asean dengan 3 tema besar yang diangkat yaitu recovery building, digital economy, dan sustainability.

Menurut Airlangga, agenda tersebut sejalan dengan agenda Global Crisis Response Group (GCRG) di mana Indonesia menjadi salah satu champion di bidang energy security, food security, dan yang berkaitan dengan penanganan krisis keuangan. “Itu akan banyak pertemuan Asean Summit, Asean dengan mitra bilateral Asean, Asean dengan regional Asean, dan juga revitalisasi daripada New Zealand’s Free Trade Agreement,” ujarnya.

Leave a reply

Iconomics