
Pemerintah Cermati Dampak Perang Rusia vs Ukraina ke Indonesia

Ilustrasi Perang. Tank Rusia saat latihan di Leningrad. (Foto: Reuters)
Perang terbuka antara Rusia dan Ukraina yang terjadi sejak Kamis (24/2) lalu diperkirakan akan berdampak bagi Indonesia. Karena itu, pemerintah terus mencermati kondisi tersebut karena akan berpengaruh pada pemulihan ekonomi Indonesia.
Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kemenko Perekonomian Ferry Irawan mengatakan dari segi tantangan domestik, upaya pemulihan ekonomi Indonesia sudah on-track. Meski saat ini kasus varian Omicron sedang tinggi, tetapi dengan fatality rate yang lebih rendah, Omicron diperkirakan ralatif tidak berdampak signifikan pada aktivitas ekonomi domestik.
Tetapi Ferry mengatakan sejumlah tantangan eksternal kini justru menjadi ancaman. Salah satunya adalah perang antara Rusia dan Ukraina.
“Isu Ukraina dan Rusia jadi satu hal yang kami cermati. Karena ini punya potensi yang besar untuk punya keterkaitan yang erat juga dengan harga komoditas yang di satu sisi menjadi salah satu backbone ekspor kita, tetapi di sisi lain juga ada beberapa implikasi terkait harga komoditas tersebut terhadap inflasi kita,” ujar Ferry dalam acara Forum Ekonomi Merdeka – Indonesia Bangkit 2022 di Jakarta, Senin (28/2).
Tahun 2022 ini pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 5,2% hingga 5,5%. Pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat pada Q4-2021 lalu dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02%. Ferry mengatakan diharapkan pada Q1-2022 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 5%.
Selain tantangan geopolitik dari Eropa Timur, tantangan pemulihan ekonomi domestik pada tahun ini dari sisi eksternal juga berasal dari normalisasi suku bunga di negara-negara maju dan inflasi di negara-negara mitra dagang Indonesia.
“Sebagai negara dengan perekonomian terbuka tentu terjadinya inflasi di negara maju akan punya implikasi terhadap inflasi di negara kita. Ini juga terus kami cermati,” ujarnya.
Inflasi di Amerika Serikat yang mencapai 7,5% mendorong The Fed atau bank sentral negara itu untuk menaikan suku bunga acuannya. Ferry mengatakan rilis terakhir The Fed memberikan sinyal yang kuat untuk menaikan suku bunganya.
“Bukan lagi kapan tetapi seberapa banyak akan dinaikan dan seberapa besar, karena tadi risiko inflasinya sudah semakin nyata yang perlu juga di-addressing oleh bank sentral AS,” ujarnya.
Leave a reply
