
Pasca Pandemi Daya Beli Masyarakat Bawah Masih Lesu, Penjualan Ciputra Didominasi Properti Harga Rp2 Miliar hingga Rp5 Miliar

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan CTRA, Tulus Santoso
Daya beli masyarakat kelas bawah masih lesu pasca pandemi Covid-19, sebagaimana tercermin dari penjualan properti PT Ciputra Development (CTRA).
Penjualan rumah dan kavling tanah, serta ruko dan apartemen CTRA didominasi oleh produk dengan rentang harga Rp2 miliar hingga Rp5 miliar dalam tiga tahun terakhir sejak 2022.
“Memang kita lihat bahwa setelah pandemi itu yang kelas bawah itu lebih sulit affordability-nya. Makanya kalau kita lihat, proyek kita kebanyakan di atas Rp 1 miliar, apalagi yang Rp2 miliar sampai Rp5 miliar, dimana mereka sebenarnya uang tetap masih punya,” ujar Harun Hajadi, Direktur CTRA dalam paparan publik, Rabu (19/6).
Meski demikian, tambah Harun, CTRA tidak serta merta beralih sepenuhnya ke properti dengan harga di atas Rp2 miliar. Manajemen memilih tetap melakukan diversifikasi produk properti yang dijual.
“Karena masing-masing lokasi punya pasar sendiri-sendiri. Jadi, kita tetap akan fokus kepada range kita mulai dari di bawah Rp 1 miliar, sampai terus ke atas. Diversifikasi produk seperti itu menurut saya menguntungkan perusahaan juga karena dengan demikian di masa yang berbeda kita masih bisa memenuhi pasar tersebut,” ujar Harun.
Pada kesempatan yang sama, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan CTRA, Tulus Santoso menyampaikan prapenjualan (presales) CTRA pada Januari-Maret 2024 mencapai Rp3,32 triliun, turun 4% dari Rp3,44 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Tahun 2024 ini, CTRA membidik prapenjualan sebesar Rp11,10 triliun, dari Rp10,24 triliun realisasi 2023.
Tulus mengatakan, dalam tiga tahun terakhir sejak 2022, penjualan unit dengan harga Rp2 miliar hingga Rp5 miliar mendominas, yaitu 41% pada 2022 dan 40% pada 2023.
“Bahkan tahun ini untuk tiga bulan pertama adalah 54% penjualan itu antara Rp2 miliar sampai Rp 5 miliar,” ujar Tulus.

Prapenjualan CTRA berdasarkan cara pembayaran dan komposisi harga per unit/Sumber: Presentasi Manajemen
Prapenjualan pada kuartal pertama 2024, tambah Tulus, terutama bersumber dari proyek-proyek baru antara lain dari penjualan CitraLand Sampali sebesar Rp844 miliar, CitraLand Tanjung Morawa sebesar Rp213 miliar, CitraLand Surabaya sebesar Rp209 miliar dan CitraLand City Losari Makassar sebesar Rp68 miliar.
Insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) yang mulai berlaku pada November 2023 hingga akhir 2024 ini turut berkontribusi pada penjualan CTRA. Pada kuartal pertama 2024 ini, kontribsi insentif PPN pada prapenjualan CTRA mencapai 33,39%.
Seperti diketahui, pemerintah membebaskan PPN sebesar 100% pada periode November 2023 hingga Juni 2024. Selanjutnya, insentif PPN berkurang menjadi 50% pada Juli hingga Desember 2024.
Tulus mengatakan pada November hingga Desember 2023, kontribusi insentif PPN pada prapenjualan CTRA mencapai Rp769 miliar atau 7,5% dari total Rp10,24 triliun realisasi prapenjualan 2023.
Sementara para kuartal pertama 2024 ini, kontribusi insentif PPN pada prapenjualan CTRA mencapai Rp1,10 triliun atau 33,39% dari total prapenjualan kuartal pertama 2024 sebesar Rp3,32 triliun.
Leave a reply
